Bantuan RTLH Akan Dievaluasi

Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Klaten menyatakan akan segera mengevaluasi bantuan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang dikeluhkan masyarakat.

Penulis: pdg | Editor: tea
Tribun Jogja/ Padhang Pranoto
Tak kunjung terealisasi, Bantuan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) Pemkab Klaten belum juga turun. Sejak medio 2013, bantuan yang turun baru kayu blandar. Adapun empat belas warga di desa tersebut mempertanyakannya, Senin (22/9) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Padhang Pranoto

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Klaten menyatakan akan segera mengevaluasi bantuan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang dikeluhkan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bapermas Kusno Gunanto, diruangannya, Jumat (26/9).

Dikabarkan warga di Desa Tulung, Kecamatan Tulung mulai mempertanyakan mengenai bantuan RTLH yang tak kunjung turun. Sebanyak 14 warga yang terdaftar dalam penerima bantuan hingga saat berita ini diturunkan, hanya memeroleh beberapa lonjor kayu blandar.

Satu diantaranya adalah Hadi Bejo (80) yang dari tahun 2013 hanya menerima empat buah kayu blandar. Mengeluh, Hadi ingin pemerintah segera memperjelas, nasib bantuan yang tidak ada kejelasan.

"Saya hanya dapat kayu seperti itu, entah untuk apa wong, materialnya belum turun. Kalau saya ingin untuk segera diwujudkan, agar segera bisa dibangun. Blandarnya ya seperti itu, sudah mulai tidak bagus kualitasnya," ujarnya beberapa hari lalu.

Ditingkat Kepala desa Tulung, kejelasan mengenai bantuan tersebut pun belum ada kejelasan. Saat dihubungi Tribun, Dasuki mengaku sering ditanya warganya mengenai hal tersebut.

"Dari warga memang sempat bertanya, namun hingga sekarang katanya masih dalam tahap pengerjaan ditempat lain," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Kusno menandaskan bahwa Desa Tulung termasuh dalam pembiayaan tahun 2014. Di tahun ini pula, ada sekitar 1000 RTLH yang mengantre untuk segera dikerjakan.

"Sampai sekarang kami baru mengerjakan 659 unit, jadi masih kurang 341 unit, termasuk Desa Tulung dan beberapa desa lain," jelasnya.

Mengenai bantuan kayu blandar, dirinya mengungkap RTLH bersifat bertahap dan tidak langsung cair. "Memang bantuannya baru kayu, itu dilaksanakan agar dalam penyelesaiannya dapat diselesaikan secara maraton, menunggu giliran," tandasnya.

Menjawab kualitas kayu blandar yang semakin berkurang, dirinya mengungkap akan menerjunkan tim untuk mengevaluasi apakah memerlukan pergantian. "Ya nanti disurvei dulu, apakah perlu diganti atau tidak. Mosok membangun dengan kualitas kayu yang tidak bagus," tutupnya.(pdg)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved