Pemulung TPA Wukirsari Minta Perhatian Pemerintah
Belasan pemulung yang setiap hari bekerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wukirsari, Baleharjo berharap mendapatkan perhatian pemerintah
Penulis: had | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Belasan pemulung yang setiap hari bekerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wukirsari, Baleharjo berharap mendapatkan perhatian pemerintah. Selama ini mereka bekerja di antara tumpukan sampah tanpa menggunakan masker, sepatu booth dan kaos tangan sehingga rawan tertular penyakit.
Salah seorang pemulung yang setiap hari berada di TPA Wukirsari, Saniyem mengungkapkan setiap hari dirinya selalu bergelut dengan ribuan lalat serta bau busuk yang sangat menyengat. Akibatnya, seringkali banyak pemulung yang merasakan sesak nafas karena tidak karena tidak kuat dengan bau busuk yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah.
“Memang baunya sangat menyengat. Banyak kok yang sesak nafas,”katanya saat ditemui di sela-sela memilah sampah di TPA Wukirsari, Jumat (22/8/2014).
Warga Baleharjo ini mengaku pemerintah sebenarnya pernah memberikan bantuan peralatan berupa sepatu, kaos tangan dan masker sekitar empat tahun silam. Saat ini, peraalatan tersebut sudah rusak semua sehingga banyak pemulung yang tidak menggunakannya lagi.
“Dulu sudah pernah diberi peralatan. Namun, kaos tangannya langsung rusak,” ucapnya.
Sejak mendapatkan bantuan peraalatan tersebut, Saniyem mengaku sampai saat ini para pemulung tidak pernah mendapatkan lagi. Untuk itulah dirinya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kembali sehingga para pemulung tidak mudah terjangkit penyakit. (tribunjogja.com)