Atlet Renang Kota Yogya Harus Berjubel dengan Umum saat Latihan

Para atlet renang junior asal Kota Yogyakarta, kini, menjadi kelompok yang disegani oleh daerah-daerah lain

zoom-inlihat foto Atlet Renang Kota Yogya Harus Berjubel dengan Umum saat Latihan
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Susilo Wahid

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PARA atlet renang junior asal Kota Yogyakarta, kini, menjadi kelompok yang disegani oleh daerah-daerah lain. Utamanya, dari daerah yang masih berada di lingkup DIY misalnya Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul, maupun Sleman.

Raihan medali emas terbanyak pada Porda DIY 2013 lalu adalah bukti sederhana. Belum lagi, prestasi-prestasi internal para atletnya dari kejuaraan individu, juga semakin menegaskan betapa olahraga renang masih menjadi perhatian masyarakat Kota Yogyakarta.

Kini seiring berjalannya waktu, proses pembinaan berikut pelatihan atlet Kota terus dilakukan sejumlah pihak di dalamnya. Yaitu, tim pelatih sebagai pihak yang membimbing dan atlet sebagai pelakunya.

Latihan demi latihan dijalani atlet renang Kota di beberapa kolam renang di wilayah DIY. Sejauh ini, ada tiga kolam renang yang biasa dipakai latihan yakni kolam renang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Depok Sport Center, dan Umbang Tirto di kompleks Kridosono.

"Sejauh ini kolam yang masih rutin kita pakai adalah di UNY tiap Senin, Rabu, Jumat. Sementara kolam lain disesuaikan keadaan atau even tertentu," ujar Ketua Pengkot Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Yogyakarta, Mulyono.

Sayangnya, meski prestasi atlet renang Kota yang sudah terlihat, menurut Mulyono, masih ada kendala dalam proses pembinaan dan latihan di dalamnya. Sebut saja, batasan-batasan oleh pengelola kolam renang saat atlet Kota Yogyakarta berlatih.

Rata-rata pengelola menempatkan kelompok atlet renang Kota sebagai penyewa kolam renang pada umumnya. Misalnya, para atlet yang akhirnya harus menggunakan bersama-sama berjubel dengan pengunjung kolam renang lainnya.

Padahal, menurut Mulyono, akan lebih baik jika pengelola kolam renang memberikan space khusus kepada kelompok atlet renang tersebut. Artinya, kolam renang bisa dipakai secara memanjang.

Efek positifnya, atlet benar-benar bisa melakukan simulasi lomba renang sesungguhnya. "Tapi sejauh ini, kami terpaksa menggunakan kolam secara melebar karena pengunjung juga diperbolehkan masuk area kolam," beber Mulyono.

Bukan tanpa upaya, Mulyono telah melobi pihak pengelola untuk mengabulkan apa yang diingankannya. Termasuk, meminta bantuan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Yogyakarta sebagai induk mereka.

Namun, tak ada hasil nyata sampai saat ini. Para atlet masih harus terus menjalani sesi latihan bersamaan dengan jam pengunjung karena pengelola lagi-lagi tak mengamini apa yang diinginkan mereka.

Sebagai upaya solutif, Mulyono pun selalu meningkatkan mutu latihan rutin dengan program-program yang telah disusun sebelumnya. Harapannya, meski kolam renang tak bisa digunakan secara maksimal, atlet tetap bisa berprestasi di tahun mendatang.

"Tapi kami berharap ke depan kami bisa memakai kolam secara maksimal dan benar-benar sebagai tempat latihan, karena kita punya banyak bibit berkualitas yang layak dibina secara serius," terang Mulyono. (Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
renang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved