Arus Mudik 2014
BNN Tes Urin Sopir Bus AKAP di Terminal Wates
Hal ini sebagai antisipasi adanya sopir nakal yang mengonsumsi obat-obatan dan berpotensi membahayakan penumpang
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ikrob Didik Irawan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Badan Narkotika Nasional (BNN) DIY melakukan pemeriksaan fisik dan tes urine pada sejumlah sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang melintas di Terminal Wates, Jumat (25/7/2014). Hal ini sebagai antisipasi adanya sopir nakal yang mengonsumsi obat-obatan dan berpotensi membahayakan penumpang.
Menurut Plh Kepala Bidang Pemberantasan, BNN DIY, Siti Alfiyah, pihaknya menargetkan pemeriksaan pada 50 sopir bus yang datang di terminal. bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk memeriksa sopir bus AKAP. Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang bus dalam arus mudik Lebaran ini.
Pihaknya ingin memastikan bahwa sopir dalam kondisi fit untuk mengemudikan kendaraan serta tidak sedang di bawah pengaruh obat-obatan berbahaya ataupun minuman keras. “Ini dalam rangka menyelamatkan penumpang. Kalau sopir pakai itu dan dibawa mengemudi, mereka bisa berhalusinasi. Itu kan sangat membahayakan jiwa penumpang ,” kata Siti.
Kegiatan itu mencakup pemeriksaan tekanan dan gula darah, tes napas untuk memeriksa kemungkinan penggunaan minuman beralkohol, serta tes urine mengunaan test kit khusus untuk memeriksa kandungan narkotika dan benzo (obat-obatan). Dari pengujian itu bisa diketahui jika sopir menggunakan obat-obatan semacam kokain, amphetamin, metamphetamin, jenis ganja, morfin, dan benzo.
Kegiatan serupa sebelumnya juga dilakukan di Terminal Giwangan Yogyakarta. Dari 48 sopir di terminal Wates yang diperiksa, hasilnya negatif semua dan mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanannya.
Siti mengatakan tidak menutup kemungkinan para sopir itu sudah memersiapkan diri sebelum pemeriksaan. Pasalnya, pemeriksaan semacam itu lazim dilakukan di terminal-terminal besar dan sopir itu tidak hanya melewati satu terminal saja.
“Ngga munafik, pastinya ada sopir yang pakai (dopping/obat-obatan). Kalau ketahuan, tentu tidak kami izinkan melanjutkan perjalanan dan akan kami bawa untuk rehabilitasi,” katanya. (Tribunjogja.com)