Gunung Kelud Meletus

Permintaan Dropping Air PDAM Kulonprogo Melonjak

Permintaan dropping air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun Kulonprogo mengalami lonjakan

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Rina Eviana Dewi

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO – Permintaan dropping air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun Kulonprogo mengalami lonjakan hingga enam kali lipat dalam beberpaa hari terakhir. Hal ini sebagai dampak dari hujan abu vulkanik Gunung Kelud.

Direktur PDAM Tirta Binangun, Jumantoro mengatakan, lonjakan permintaan air dengan mobil tangki itu memang meningkat hingga enam kali lipat. Pada hari-hari biasa dalam sehari rata-rata permintaan hanya 6 rit (4.000 liter). Namun, sejak erupsi Gunung Kelud pada Jumat (14/2/2014) lalu, permintaan melonjak menjadi sekitar 40 rit/hari. Umumnya, air dari mobil tangki tersebut untuk menyiram halaman dan jalanan yang berdebu vulkanik.

“Pengamatan di lapangan, airnya memang untuk membersihkan abu. Sejak Jumat kami juga melakukan penyemprotan di ruas jalan nasional dan perkotaan untuk mengurangi abu yang beterbangan,” katanya, Senin (17/2/2014).

Dengan tingginya permintaan air, total 5 mobil tangki yang dimiliki PDAM pun harus berulangkali dikerahkan. Rata-rata satu tangki bisa mengangkut 7-8 rit per hari. Semua pengiriman air tersebut gratis karena menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) PDAM yang dialoksikan untuk penanganan abu vulkanik.

Selain permintaan dropping dengan tangki, penggunaan air PDAM di jaringan rumah tangga juga meningkat. Namun begitu, angka peningkatan baru bisa diketahui setelah ada penghitungan berdasarkan meteran air. “Pengalaman saat erupsi Merapi 2010 lalu, peningkatannya sampai 75%,” imbuh Jumantoro.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved