Waspadai Lima Bahan Tambahan Makanan Ini
Zat kimia, lemak trans, gula, dan garam berpotensi merusak kesehatan bila kadarnya melewati batas yang ditentukan.
TRIBUNJOGJA.COM - Begitu banyaknya makanan yang ditambah zat kimia atau bahan tambahan pangan (BTP) membuat Anda kerap tak lagi waspada. Padahal zat kimia, lemak trans, gula, dan garam berpotensi merusak kesehatan bila kadarnya melewati batas yang ditentukan.
Sayangnya zat tersebut kini sudah digunakan hampir di seluruh makanan. Termasuk makanan yang dipertimbangkan sehat, seperti ikan atau beras. Berikut beberapa zat kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai :
1. Nitrat
Zat ini biasa digunakan untuk mempertahankan warna dan aroma pada daging, ikan, berserta produk olahannya. Penelitian Harvard pada 2010 membuktikan 1,8 ounce asupan daging olahan per hari dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 42 persen dan penyakit diabetes tipe 2 hingga 19 persen.
Untuk menurunkan risiko terkena penyakit tersebut, sebaiknya hindari terlalu sering mengkonsumsi daging olahan seperti sosis, bacon, burger dan sejenisnya. Peneliti Harvard menyarankan, batasi konsumsi daging olahan cukup sekali seminggu untuk meminimalkan risiko.
2. Merkuri
Ketakutan pada merkuri menyebabkan banyak orang menolak konsumsi ikan laut. Padahal dengan kandungan asam lemak omega 3, hidangan ikan tidak layak dilewatkan.
Keracunan merkuri mengakibatkan kebingungan, minim koordinasi gerakan, berkunang-kunang, lemah otot, dan mengganggu perkembangan saraf pada anak.
3. Bisphenol A (BPA)
BPA ditemukan dalam makanan kaleng dan berwadah plastik. Biasanya orang terkespos BPA melalui pola makan. BPA bisa bercampur pada makanan dan minuman, saat wadah tersebut dipanaskan.
Menurut toksikologis Patricia Rosen, BPA menimbulkan ancaman kecil dalam jumlah sedikit. Namun paparan yang terus menerus akan meningkatkan faktor risiko. Sebagai pencegahan, Rosen menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan kalengan dan tidak memanaskan hidangan dalam wadah plastik.
4. Arsenik
Di Amerika, arsenik ditemukan secara alami dalam air tanah. Ketika arsenik anorganik dalam jumlah cukup besar masuk ke dalam air atau tanah pertanian, maka air yang diminum dan tanaman yang dihasilkan berbahaya bila dikonsumsi.
Pengawasan ini dilakukan atas bayi yang makan sereal, vegan dengan sayurannya, dan penderita celiac disease yang tidak boleh terlalu banyak makan padi-padian. Tips menghindari arsenik bagi yang mengkonsumsi beras adalah, pastikan beras sudah dicuci bersih dengan perbandingan saat memasak adalah 6 gelas air untuk 1 gelas beras.
5. Pewarna buatan
Riset yang dipublikasikan The Lancet pada November 2007 menemukan adanya "efek yang merugikan" pada anak usia 3, 8, dan 9 tahun dari minuman serta makanan yang menggunakan pewarna buatan.
Untuk mencegah paparan pewarna buatan pada anak, orangtua sebaiknya membatasi makanan yang menggunakan pewarna. Akibat yang merugikan ini meyakinkan Eropa melalui Food Standards Agency, untuk melarang penggunaan sejumlah pewarna buatan antara lain Blue Dye no. 1 dan Yellow Dye No. 5. (*)