Tahu Bakso Bu Ning Melanglang Sampai ke Belanda
niat awalnya menjadi pengusaha tahu bakso ikan hanya untuk membantu perekonomian rumah tangga
Penulis: bbb | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Tahu bakso tidak hanya makanan khas kabupaten Semarang (Ungaran). Di sebuah rumah di Jalan Wiroto V no.3, Krobokan, Semarang barat ternyata ada seorang pengusaha yang sudah memproduksi tahu bakso sejak 16 tahun lalu. Bahkan, tahu baksonya sudah sampai eropa.
"Biasanya orang (WNA) yang hendak pulang ke sana beli sampai 20 dus untuk oleh-oleh, ada yang ke perancis, Jerman hingga Belanda," kata pemilik usaha tahu bakso ikan, Ning Setyowati (53) di rumahnya, Jumat (6/9/2013).
Ia bercerita, niat awalnya menjadi pengusaha tahu bakso ikan hanya untuk membantu perekonomian rumah tangga. Maklum, suaminya, Ahmad Suparno hanya PNS biasa. Produksinya pun pada awalnya 200 per hari.
Mulaai 2005, pesanannya meningkat menjadi 4.000 per hari. Penjualannya pun diddominasi ke bandara internasional Ahmad Yani Semarang. Harga jual aslinya sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per dus. Tetapi di bandara bisa mencapai Rp 25 ribu.
"Sekitar 70 persen dijual ke bandara. Sisanya ada yang beli ke sini dan ke beberapa tempat," kata Ning.
Ternyata adonan bakso yang berasal dari ikan kakap sangat digemari. Buktinya, tiap hari penjualnnyaa ludes. Namun untuk menambah produksi ia berpikir dua kali. Kuota pembelian ikan kakapnya dibatasi hanya 25 kilogram per hari.
"Lumayan, kalau mau beli baju tidak perlu minta suami juga bisa nambahi uang saku anak-anak," jelasnya.
Ning menjelaskan tahu baksonya bisa tahan dua hari. Jika divakum bisa sampai empat hari. Ia menjamin tahu baksonya sehat karena tanpa bahan pengawet.
Suaminya, Ahmad Suparno menambahkan, berkat usaha istrinya, perekonomian keluarganya stabil. Namun, ia menyarankan aggar tidak buru-buru menambah jumlah produksi. Lebih baik usahanya dijalani apa adanya dulu.
Ia mengaku bangga dengan istrinya. Sseringnya tahu bakso ikannya diboyong ke luar negeri, berarti kualitasnya bagus. (bbb)