Pembatasan BBM Subsidi

Solar Bersubsidi di Gunungkidul Langka

Pembatasan solar bersubsidi ke sejumlah SPBU di wilayah Wonosari menyebabkan ratusan kendaraan harus mengantre cukup panjang.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Joko Widiyarso
zoom-inlihat foto Solar Bersubsidi di Gunungkidul Langka
TRIBUNJOGJA/PUTHUT AMI LUHUR
Solar bersubsidi habis.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pembatasan solar bersubsidi ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Wonosari menyebabkan ratusan kendaraan harus mengantre cukup panjang. Senin (25/3/2013) malam, di SPBU Tegalsari, Siraman, Wonosari, antrean kendaraan yang hendak membeli solar mengular hingga ratusan meter.

Meski sudah mengatre hingga berjam-jam, warga yang hendak membeli solar harus gigit jari. Pasalnya, kendaraan pengangkut solar yang ditunggu-tunggu tidak datang. Padahal, stok solar yang dimiliki oleh SPBU di Tegalsari, Siraman tersebut sudah habis sejak sore hari.

Pantauan Tribun Jogja, sejumlah SPBU di sekitar kota Wonosari kehabisan stok solar bersubsidi. Pengelola SPBU hanya menyediakan solar nonsubsidi yang harganya mencapai Rp 10.400 perliter. Namun, para pengemudi yang sudah antre enggan untuk membeli solar nonsubsidi karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan solar bersubsidi yang hanya Rp 4500 perliternya. Antrean kendaraan yang hendak membeli solar juga terjadi pada Selasa (26/3/2013) sore. Kendaraan-kendaraan bermesin diesel mengantre untuk mendapatkan solar di beberapa SPBU.

Menurut salah seorang pengemudi truk yang ikut mengatre, Giyono, dirinya memilih antre di SPBU Tegalsari, Siraman karena mendapatkan informasi kalau mobil tangki pengangkut solar akan datang pada pukul 22.00 WIB. Untuk itulah sejak pukul 17.00 kendaraannya sudah diparkirkan di dalam SPBU supaya bisa mendapatkan solar bersubsidi.

"Saya datang ke sini (SPBU Tegalsari) sejak sore tadi. Katanya solar akan datang jam 10 malam, kalau datang sejak sore kemungkinan masih bisa mendapatkan solar," katanya, saat ditemui di SPBU Tegalsari, Selasa (26/3) malam.

Namun setelah menunggu hingga enam jam, Giyono bersama puluhan warga yang mengatre terpaksa harus kembali tanpa mendapatkan hasil. Truk tangki pengangkut solar yang ditunggu-tunggu tidak muncul. Akhirnya, antrean kendaraan yang sudah mengular ratusan meter langsung membubarkan diri.

Pengawas SPBU 44.55807 Tegalsari, Wonosari, Mujiyono mengungkapkan, solar bersubsidi sudah habis sejak sore hari. Pihaknya sebenarnya sudah mengajukan pembelian ke Depo Pertamina di Rewulu. Namun hingga Selasa (26/3/2013) pagi belum juga mendapatkan kiriman solar bersubsidi.

Sekretaris Daerah Gunungkidul, Budi Martono yang ditemui di Bangsal Sewokoprojo mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan mengenai kelangkaan solar bersubsidi di sejumlah SPBU di Wonosari. Untuk itu pemerintah daerah akan meminta tambahan kuota solar bersubsidi. Namun saat ini besaran kuota masih dihitung.

"Kita akan mengajukan tambahan kuota. Namun akan kita lihat kondisinya terlebih dahulu dua minggu ke depan,"katanya.

Budi berharap, kelangkaan solar di Gunungkidul hanya sebatas masalah teknis pengiriman saja. Sebab,jika kelangkaan solar ini terus terjadi, hal tersebut bisa berpengaruh terhadap industri yang ada di Gunungkidul. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved