Kecelakaan Lalu Lintas
Saya Takut Setengah Mati Lihat Motor Itu Tabrak Panser
Pengendara dan pembonceng itu jatuh ke jalan raya, tepatnya di marka jalan.
SETIAP hari, warga Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, ini berjualan nasi rames di tepi jalan raya Purwokerto-Ajibarang. Lokasinya persis di timur SMPN 1 Ajibarang.
"Ya, saya mendengar ada sirine dari arah timur. Banyak kendaraan tempur yang lewat," kata Sumiyati, yang akrab dipanggil Bu Umi, Senin (18/2/2013) malam.
Bersamaan dengan iring-iringan tersebut, Umi juga melihat bus PO Sinar Jaya melaju pelan dari arah barat. Bus itu pun berpapasan dengan konvoi militer. Dan di belakang bus, kata Umi, melaju sepeda motor Yamaha Vega yang tiba-tiba menyalip.
Belakangan diketahui, sepeda motor tersebut bernomor polisi (nopol) R 4530 KE, dikendarai berboncengan oleh suami-istri, Ahmad Sohinun dan Rochidah, warga Desa Kalitapen RT 4/RW 3 Purwojati, Banyumas.
"Bruuk! Tiba-tiba ada suara benturan keras. Saya seketika teriak-teriak minta tolong," kata Umi sambil menambahkan bahwa pandangannya terhalang badan bus yang persis melintas pelan di depan warungnya.
Ia kemudian melihat motor tersebut terseret panser hingga berpindah lajur ke kanan. Panser baru berhenti tepat di bawah pohon sekitar 10 meter dari warung Umi ke arah barat atau depan SMPN 1 Ajibarang. Kondisi motor remuk, sedangkan panser mengalami kerusakan di bagian roda kanan.
Pengendara dan pembonceng itu jatuh ke jalan raya, tepatnya di marka jalan.
"Bapak pengendara motor meninggal dunia di tempat. Ibunya (Rochidah) saya lihat masih bernafas. Lihat banyak darah, saya takut setengah mati," ucap Umi.
Tak lama setelah kejadian, ia melihat iring-iringan kendaraan militer menepi di lajur kiri. Karena takut, ia tak sempat menghitung berapa banyak mobil tersebut. Yang Umi lihat, para anggota TNI AD keluar dari dalam kendaraan. Mereka kemudian memeriksa dan menolong korban.
"Tentara itu tanggungjawab, mereka menolong korban. Saya kemudian tutup warung dan pulang untuk menenangkan diri," lanjut Bu Umi yang juga mengatakan bahwa saat kejadian kondisi jalan raya sedang sepi.
Pascakejadian, petugas Polantas Polres Banyumas melakukan olah TKP. Evakuasi panser dan motor baru dilakukan sekitar pukul 08.00.
Penjelasan kronologis kecelakaan yang disampaikan Umi ternyata sama dengan penuturan Komandan Kompi Kaveleri Serbu 2 Semarang, Kapten Widya Widihantoro.
“Kami mempergunakan pengawalan mobil patroli dari polisi militer. Dari arah berlawanan ada bus. Di belakang ada sepeda motor yang mencoba mendahului bus tersebut. Karena terlalu ke kanan, sepeda motor menabrak kendaran kami yang berada di iring-iringan nomor dua, ”kata Widya Widihantoro di lokasi kejadian.
Iring-iringan enam panser itu usai digunakan mengamankan Pemilukada Banyumas, 17 Februari 2013 lalu. Informasi yang dihimpun, panser-panser tersebut akan dilibatkan dalam pengamanan kedatangan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di daerah Guci, Tegal, dalam waktu dekat.
Kapten Widya menyatakan, panser sebenarnya akan ke Tegal, selanjutnya kembali ke markas di Semarang, Jawa Tengah. Nahas, panser justru mengalami kecelakaan. (Hanan Wiyoko)