Smart Women

Rini Edukasi Pasien Agar Tak Salah Perawatan Gigi

PERJALANAN karir Drg Rini Trihandayani sebagai dokter gigi sudah sampai pada puncaknya

Penulis: tea | Editor: rap
zoom-inlihat foto Rini Edukasi Pasien Agar Tak Salah Perawatan Gigi
Foto TEA
Drg Rini Trihandayani


Laporan Reporter Tribun Jogja, Theresia Andayani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -  PERJALANAN karir Drg Rini Trihandayani sebagai dokter gigi sudah sampai pada puncaknya. Kini Rini sapaannya sudah bisa membuka klinik sendiri di kawasan Maguwoharjo dan Concongcatur.

Kalau flashback ke masa-masa lalu, Rini sepertinya juga tidak menyangka bisa seperti sekarang. Begitu lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Moestopo Jakarta, Rini pernah bekerja di sebuah klinik gigi, pindah dari klinik satu ke klinik lainnya. Ketika itu usianya masih 25 tahun. Namun semangatnya cuma satu, Rini ingin memberikan pelayanan terbaik kepada  pasien.

"Saya dulu yang benar-benar dari bawah deh, cuma jadi asisten dokter yang cuma mendampingi saja, alhamdulilah sekarang sudah punya klinik sendiri," ucap Rini ketika ditemui di klinik Dental Care, Maguwoharjo, Sleman, Kamis (8/11).

Rini mengatakan kalau bekerja terus menerus ikut orang lain. Maka dirinya tidak akan berkembang dan maju dengan cepat. Rini pun berkeinginan membangun bisnis klinik sendiri. Rini yang asli Jakarta ini mendapat suami orang Yogya dan akhirnya menetap dan membangun bisnisnya di Kota Gudeg ini. Dia juga banyak belajar dari sang suami, Adityo Wirasakti yang sudah duluan nyemplung di bisnis.

"Suami yang paling banyak memberi bekal bisnis, tapi sekarang sudah mulai bisa jalan sendiri," ucap Rini.

Rini pelan-pelan membangun bisnisnya hingga kini sudah 2 tahun bisnisnya berjalan. Kuncinya sebagai dokter gigi adalah butuh ketelitian dan kesabaran. Serta selalu fokus jika sedang menangani pasien.

"Pekerjaan dokter gigi itu jelimet dan rumit juga, misalnya kalau pas masang brachet, benar-benar harus konsentrasi. Karena kalau salah posisi saja sudah mempengaruhi struktur giginya," ucap Rini.

Rini sehari-hari banyak menangani perawatan gigi yang tak cuma bersifat kuratif saja tapi juga estetis dan distri atau dunia kecantikan gigi. Misalnya saja perawatan gigi dengan brachet. Sebetulnya perawatan itu untuk orang-orang yang punya kelainan gigi gingsul.

Seperti pernah ada pasiennya yang ingin masuk pramugari tapi giginya gingsul dan ingin dirapihkan dulu. Ada anak laki-laki yang ingin merapikan giginya demi masuk ke sekolah tentara. Jadi  gigi harus di rapikan dengan alat brachet atau kawat gigi. Namun seiring dengan perkembangan jaman, brachet semakin banyak diminati oleh mereka yang punya gigi gingsul saja, tapi cuma sekedar untuk fashion.

"Ada yang datang ke saya giginya bagus dan tidak bermasalah tapi ingin pakai brachet, hanya sekedar untuk fashion saja. Itu malah akan membuat gigi goyang dan mengalami kerusakan gigi," ujarnya.

Belum lagi, saat ini makin banyak tukang gigi yang membuka praktik khusus pemasangan kawat gigi untuk fashion. Bahkan harganya bisa jauh lebih murah dari klinik gigi. Bukan cuma itu saja, kini juga banyak online shop yang menawarkan paket brachet dengan harga murah. Dimana si pasien cuma membeli brachetnya dan kemudian di pasangkan di dokter lain. Ironis memang melihat hal-hal semacam itu.

"Saya sendiri kok rasanya jadi tergelitik melihat hal semacam itu, benar-benar menjatuhkan profesionalitas dunia kedokteran gigi," tandasnya.

Itulah sebabnya, Rini ingin mengedukasi pasien agar bisa melakukan perawatan gigi yang benar. Menurutnya, hal itu terjadi karena kurangnya knowledge pasien terhadap perawatan orthodentis. Karena idealnya jika pemasangan brachet itu untuk mereposisi tulang gigi sehingga bisa rapi dan teratur lagi. Lamanya perawatan tergantung kasus, ada yang cepat cuma 3-4 bulan dan ada yang lama bisa sampai 8 bulan, bahkan 2-5 tahun untuk yang kondisi giginya berantakan.

"Saya selalu edukasi pasien dulu, keinginannya seperti apa. Dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka," ucapnya.

Rini memang sudah sangat mencintai profesinya. Baginya pekerjaan sebagai dokter gigi inilah yang menghantarkannya bisa hidup lebih sejahtera. Saat ini, Rini juga sedang mengembangkan dengan menjadi supplier peralatan kedokteran gigi. Bahkan kedepannya ia juga akan mengembangkan kliniknya dengan klinik khusus membuka perawatan wajah. Untuk bisnisnya yang satu ini Rini mengikuti kursus dan seminar lagi untuk bisa mendalaminya.

"Jadi bukan cuma gigi saja yang bersih tapi juga wajah pun cantik," tutupnya. (tea)


Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved