Kedelai Mahal
SBY Terpaksa Buka Puasa Tanpa Tempe
Krisis tempe dan tahu sebagai dampak mogok produksi yang dilakukan sebagian besar perajin mulai Rabu (25/7/2012) hingga besok (27/7/2012)

Menu tak lengkap itu terjadi, saat SBY mengikuti acara buka puasa bersama di kediaman Ketua DPR RI, Marzuki Alie. Sang Tuan rumah pun harus meminta maaf, tak bisa menyediakan tempe goreng, di antara sejumlah makanan dan minuman yang disajikan.
"Kebetulan enggak ada (tahu dan tempe). Kan enggak ada tempenya. Kami sudah cari cari tempe, tapi enggak ada," ujar Marzuki, usai acara buka puasa bersama di kediamannya, komplek Widya Chandra, Jakarta, Rabu (25/7/2012) malam.
Selain Presiden SBY, acara itu juga dihadiri Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, pimpinan DPR/MPR/DPD RI, pimpinan lembaga tinggi negara, dan sejumlah duta besar negara sahabat. Buka puasa diawali sambutan Marzuki Alie, diikuti ceramah agama, kemudian dilanjutkan buka bersama. Menu yang disajikan tuan rumah, terlihat tempe dan tahu. Sebagai penggantinya, Marzuki menyediakan keripik jagung.
Marzuki merasa perlu memberikan alasan menu yang disajikan kali ini tanpa tempe dan tahu, karena kebiasaan SBY saat makan selalu ada tempe goreng dan kerupuk.
Menurut chef Mad Maniri, yang beberapa kali menyiapkan hidangan untuk presiden, jenis makanan yang disukai suami Ani Yudhoyono itu terbilang sederhana. "Selama delapan kali memimpin tim juru masak untuk Presiden SBY, yang harus selalu ada di meja makan adalah ubi digoreng atau rebus, kemudian kacang rebus, tempe tahu dan cabai yang masih ada tampuknya. Semuanya digoreng biasa saja tidak ada yang macem macem,'' kata Maniri, beberapa waktu lalu.
Kebiasaan itu juga diakui Hatta Rajasa. Menteri Koordinator Perekonimian ini mengaku, selalu ada tempe dan tahu di meja makan rumahnya. "Oh iya, saya juga makan tempe tiap hari. Sejak dulu saya suka maka tempe," kata Hatta, setelah buka bersama di rumah Marzukie.
Sebagaimana presiden SBY, Hatta juga terpaksa absen menikmati menu kesukaan itu, saat buka bersama kemarin. Maklum, kemarin hampir tak terlihat para penjual tahu dan tempe di Jakarta, sebagai imbas aksi mogok produksi perajin tahu dan tempe.
Mulai kemarin (25/7/2012) hingga besok (27/7/2012), perajin tempe tahu yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mogok produksi. "Demi solidaritas terhadap sesama perajin (Gakoptindo), saya nggak produksi tahu selama tiga hari ke depan. Semoga hal ini mendapat perhatian pemerintah." ujar perajin tahu Asep (45), saat ditemui di rumahnya, Bojong Indah, Pondok Kelapa, Jakarta.
Selain Asep, ada pula perajin tempe bernama Dewi (37) yang juga mogok produksi dengan alasan serupa. "Biar sama sama ngerasain nggak dapet untung karena harga kedelai naik. Kompakan, seluruh Indonesia, perajin tempe tahunya nggak mau produksi." ungkapnya.
Dampaknya, berdasarakan pantauan Tribun di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, hampir tidak ditemukan penjual tahu dan tempe. Konsumen pun banyak yang menggerutu, karena hampir semua orang menjadikan makanan ini sebagai menu wajib di rumahnya masing-masing. (*)