Kedelai Mahal
Tenang, Pasar Tradisional Masih Jual Tempe
Kalau ikut mogok, bagaimana nasib pekerja. Nanti kita juga malah tak dapat pemasukan. Jadi kita memilih tak ikut demo saja
Penulis: Ikrob Didik Irawan | Editor: Iwan Al Khasni

TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Di pasar tradisional, tempe masih mudah didapat. Di Pasar Kleco misalnya, jumlah pedagang tempe masih cukup berlimpah. Mereka berjejer menjual tempe berbagai ukuran yang ditumpuk.
Sutinah, salah seorang pedagang mengaku tak begitu sulit mendapatkan tempe dari produsen. Hanya saja tempe yang didapat ukurannya memang lebih kecil. “Harganya tak naik, hanya ukurannya saja yang lebih kecil,” katanya, Rabu (25/7/2012).
Para produsen tempe di Solo memilih tak ikut melakukan aksi demo atau aksi mogok menuntut pemerintah menurunkan harga kedelai. Acok Warso, pengusaha tempe asal Mojosongo menuturkan, jika ikut-ikutan demo dan mogok memproduksi tempe, justru akan merugikan pengusaha.
“Kalau ikut mogok, bagaimana nasib pekerja. Nanti kita juga malah tak dapat pemasukan. Jadi kita memilih tak ikut demo saja,” katanya.
Sampai saat ini, ia dan pengusaha tempe dan tahu lainnya di Mojosongo tetap berproduksi seperti biasa. Namun memang produksi yang dihasilkan ada penurunan, sesuai kemampuan masing-masing pengusaha dalam membeli bahan baku. Meski harga kedelai naik, para pengusaha tetap tak berani menaikkan harga.
“Tahu dan tempe ukurannya sengaja diperkecil. Hanya itu cara agar kami para pengusaha tetap bisa mendapat sedikit untung,” katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)