Kedelai Mahal
Perajin Tahu Tempe di Magelang Memperkecil Ukuran
Di sejumlah kota di Jawa Tengah (Jateng), dampak kenaikan harga kedelai juga sudah dirasakan para perajin tahu dan tempe.
Penulis: had | Editor: tea

Laporan Reporter Tribun Jogja, M. Nur Huda
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Di sejumlah kota di Jawa Tengah (Jateng), dampak kenaikan harga kedelai juga sudah dirasakan para perajin tahu dan tempe. Ketua Kelompok Usaha Bersama ( KUB) tahu tempe Kota Magelang, Hasan, khawatir pergerakan harga kedelai yang tidak wajar ini. Bila kondisi tersebut terus berlarut, ia memperkirakan akan banyak pengrajin yang gulung tikar.
Hasan menyebutkan, di Kota Magelang terdapat sebanyak 250 pengrajin tahu tempe. Masing masing pengrajin memiliki beberapa karyawan, bahkan ada yang sampai 13 orang. "Jika kami mengurangi produksi, jelas kami juga harus mengurangi jumlah karyawan," ujarnya.
Salah seorang pengusaha tahu di Kampung Trunan, Kelurahan Tidar Selatan, Kota Magelang Dadan Kusnandar, mengatakan, kenaikan harga bahan baku tahun itu dirasakan sejak dua minggu terakhir.
Agar tidak merugi atau bahkan gulung tikar, ia terpaksa memperkecil ukuran tahu buatannya. Tahu yang dicetak dalam papan ukuran 60 x30 sentimeter, biasanya dipotong menjadi 60 biji, kini ia menjadikan sebanyak 70 biji per papan. Harga jual tahu putih Rp 350 per biji, sedangkan untuk tahu goreng (tahu coklat) seharga Rp 400 per biji. (*)