Tren Konsumsi Masrum
Mau Pesan Bisa Delivery Service
Bisnis olahan masrum, atau menjual dalam bentuk mentah, sudah ada di Yogyakarta sejak lama.
Penulis: Hendy Kurniawan | Editor: tea
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bisnis olahan masrum, atau menjual dalam bentuk mentah, sudah ada di Yogyakarta sejak lama. Menurut keterangan penjual masrum di kawasan Yogyakarta selatan, sejak akhir 1980-an mulai marak orang mencari masrum untuk dikonsumsi.
"Pertama kali banyak bule yang mencari masrum kepada saya. Lama-lama banyak juga orang lokal. Saya sendiri pertama kali berjualan sekitar tahun 1988 atau 1989, saya lupa tepatnya," kata pria yang enggan disebutkan namanya ini.
Hampir setiap hari permintaan masrum dari konsumen pasti ada. Namun, untuk mendapatkan masrum tidaklah mudah, tergantung cuaca dan musim. Ketika musim hujan masrum mudah dicari di sekitar kandang sapi atau kerbau.
"Saya mengolah masrum menjadi makanan seperti omlet, dicampur dengan mi instan, dibuat minuman jus atau sebagai campuran kopi. Harganya bervariasi, mulai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Tergantung pula apakah masrum sedang musim atau tidak," tuturnya.
Bahkan dirinya menyediakan jasa delivery service bagi pelanggan yang melakukan pemesanan melalui ponsel. Berbagai penjuru Kota Yogyakarta sampai wilayah Sleman menjadi area yang dilayani. "Harganya memang jadi sedikit lebih mahal Rp 20 ribu-Rp 30 ribu kalau diantar. Tapi melihat pula pada jumlah pesanannya, semakin banyak akan semakin murah," katanya.
Dalam satu hari, pria 46 tahun ini bisa mengantongi uang sekitar Rp 100 ribu per hari dari penjualan masrum. Omsetnya meningkat dua kali lipat pada saat hari liburan atau long weekend. (*)