Tren Kaos Oblong
Kaos Bertema Guyonan Laris
Pada awal perkenalannya, Jogist hadir dengan mengangkat konten lokal sebagai ciri khas desain.
Penulis: esa | Editor: tea
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pada awal perkenalannya, Jogist hadir dengan mengangkat konten lokal sebagai ciri khas desain. Seperti halnya kaos bertuliskan I LOVE NY, I LOVE BALI maupun I LOVE SOLO. Jogist hadir sebagai bentuk identitas masyarakat pecinta Yogya namun dengan pendekatan yang sedikit berbeda. Desain kaos Jogist banyak menampilkan istilah maupun celotehan khas Yogya misalnya saja NGANGKRING DAB, NGEKEP TUGU JOGJA, KULO NUWUN dan lain sebagainya. Beberapa juga menampilkan guyonan-guyonan Jawa misalnya NDABLEG, SUWEK, MATAMU dan lain sebagainya. “Istilah-istilah yang kadang tidak dipahami oleh awam justru begitu diminati,” jelas Hendri Wijayanto.
Setiap bulannya, Jogist bisa menampilkan hingga 16 desain yang baru dengan 10 varian warna yang cukup beragam. Itupun kesemuanya dikonsep langsung oleh sang pemilik yakni Saptuari Sugiharto. Dari hal-hal sederhana di sekitar, Saptuari mengadaptasikannya menjadi desain kaos yang menarik secara visual dan mengena di hati pembacanya.
Lantaran begitu banyaknya permintaan konsumen, Jogist kini mengembangkan alternatif desain dengan tema yang lebih luas. Tema guyonan, tema pengusaha, dan berbagai tema lainnya yang intinya berkonsep menghibur dan membuat tertawa.
“Dari kesekian desain, tema yang paling diminati belakangan ini yakni tema pengusaha, misalnya saja kaos bertuliskan Parttime Mahasiswa Fulltime Pengusaha,” tutur Hendri. (*)