Frekuensi Kendaraan di Jalur Kalibawang-Muntilan Meningkat 80 Persen
Lalu lintas di sepanjang jalur Kalibawang-Muntilan meningkat 80 persen, setelah dijadikan jalur alternatif masuk keluar Yogyakarta.”
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menyusul terputusnya jalur utama Yogyakarta-Magelang akibat luapan lahar dingin Merapi, jalur alternatif Kalibawang-Muntilan kian padat. Di jalur tersebut seringkali terjadi penumpukan kendaraan.
"Setelah dijadikan jalur alternatif masuk keluar Yogyakarta, lalu lintas di sepanjang jalur Kalibawang-Muntilan meningkat 80 persen,” kata Kepala Unit Patroli, Polsek Kalibawang, Ipda Cahyo Subagyo, Senin (24/1/2011).
Ia mengimbau agar pengguna jalur Kalibawang-Muntilan waspada karena kondisi jalan berkelok-kelok, naik turun, serta jalannya sempit. “Jalur Kalibawang-Muntilan rawan kecelakaan. Pengendara hendaknya memeriksa kondisi rem karena banyak jalan tanjakan dan turunan yang curam," ujarnya.
Di sepanjang jalur itu, kata dia, setidaknya ada tiga titik jalur rawan kecelakaan, yaitu di simpang Jagalan, simpang Ancol, dan simpang Dekso. Sedangkan tanjakan tajam ada di Jurang dan Potronalan.
Sekda Kulonprogo, Budi Wibowo, mengatakan, frekuensi kendaraan yang melintas di jalur Kalibawang-Muntilan cukup padat. “Kami khawatir jembatan-jembatan yang ada tidak kuat,” ujarnya.
Terkait masalah ini, kata dia, pihak pemerintah kabupaten Kulonprogo perlu mengukur kekuatan jembatan, ataupun gorong-gorong yang ada di sepanjang jalan Kalibawang-Muntilan. “Kita perlu mengukur kekuatan jembatan untuk meyakinkan bahwa jembatan-jembatan yang ada kuat saat dilewati kendaraan-kendaraan berat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo Mochammad Najib, mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian analisis kekuatan jalur itu. “Kami akan memeriksa infrastruktur jembatan dan gorong-gorong untuk memastikannya. Keberadaannya menjadi sangat fital, apalagi saat ini menjadi jalur alternatif Yogyakarta-Magelang,” katanya.