Bisnis
Asita DIY Ragu Undang Maskapai Asing Turunkan Harga Tiket
Alih-alih menekan harga tiket, kehadiran maskapai asing dapat dimungkinkan mengekor pada kebijakan harga yang selama ini diberlakukan.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wacana pemerintah yang berencana untuk mengundang maskapai penerbangan asing untuk dapat menekan harga tiket pesawat diragukan oleh Asita DIY.
Alih-alih menekan harga tiket, kehadiran maskapai asing jika tidak dikaji dengan cermat dan mendalam, menurut Asita malah bakal mengekor pada kebijakan harga yang selama ini diberlakukan.
Hal itu tentu ironi.
• 5 Inspirasi Gaya Lebaran Ala Yaseera yang Bakal Bikin Penampilanmu Tetap Kece
"Saya pikir belum. Juga yang perlu diketahui ada atau tidak keinginan maskapai yang diundang untuk menciptakan harga tiket yang kompetitif," kata Ketua Asita DIY, Udhi Sudiyanto pada Tribunjogja.com, Rabu (19/6/2019).
Udhi menjelaskan, transportasi udara merupakan satu dari sekian yang berpengaruh cukup signifikan terhadap industri pariwisata.
Dengan demikian, pengaruh harga tiket yang masih saja melambung cukup dirasakan oleh pihaknya.
Berdasarkan catatan BPS, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada April lalu turun hingga senilai 6,05% dibanding bulan sebelumnya.
Sementara, dibanding dengan kondisi April tahun yang lewat, jumlah wisman tercatat anjlok hingga 12,72%.
• Rencana Presiden Jokowi Undang Maskapai Asing Disambut Positif oleh Kadin
Masih pada bulan yang sama, tren industri penerbangan di bandara Internasional Adisutjipto juga menunjukkan penurunan.
Penerbangan domestik jatuh hingga 6,68% dibanding bulan sebelumnya dan 31,26% dibanding tahun 2018 lalu.
Udhi menjelaskan, pemerintah mesti melihat secara jernih polemik tiket yang tidak tuntas hingga saat ini.
Berbagai aturan dan kebijakan yang dikeluarkan juga seolah belum mampu menekan harga tiket.
Ia meminta, regulator bisa mengeluarkan aturan yang saling menguntungkan, baik kepada masyarakat, konsumen, ataupun sekotor lain yang berhubungan secara langsung.
• Garuda Indonesia Pertahankan Sebagai Maskapai Paling Tepat Waktu di Periode Mei
"Kita juga tidak mau airlines kita bangkrut hanya karena harga tiket murah. Akan tetapi jangan biarkan sektor lain khususnya pariwisata mati karena mahalnya tiket. Di sini pemerintah tidak bisa cuci tangan. Pemerintah harus ikut campur tangan," ulas dia.
Pemerintah, lanjut Udhi mestinya mampu melihat komponen apa saja uang menjadi penyebab dari mahalnya harga tiket.
Sehingga, kebijakan yang diambil juga bertumpu pada dasar tersebut.
"Jangan sampai airline asing masuk juga akan memberi harga yang sama dengan yang sudah ada karena komponen harga tiket tidak berubah. Memang harus dikaji dulu dengan cermat baru diputusin mana yang terbaik," pungkasnya. (*)