Soccer Style
Bertabur Bintang, PSIM Yogyakarta Dilanda Dilema
PSIM Yogyakarta menjadi satu di antara tim yang paling diperhitungkan dalam persaingan di Liga 2 musim 2019.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM - PSIM Yogyakarta menjadi satu di antara tim yang paling diperhitungkan dalam persaingan di Liga 2 musim 2019.
Tim berjuluk Laskar Mataram ini kini dianggap menjadi tim dengan kekuatan paling istimewa sejak datangnya investor baru.
Deretan pemain berstatus bintang didatangkan bos PSIM Yogyakarta, Bambang Susanto.
Sebut saja Ichsan Pratama, Achmad Hisyam Tolle, Ade Suhendra, Hendika Arga, hingga Raphael Maitimo, dan Cristian Gonzales, resmi menjadi bagian skuat PSIM musim ini.
• PSIM Targetkan 35 Poin di Fase Grup
Tak heran, ekspektasi tinggi pun tersemat dipundak penggawa Laskar Mataram.
Situasi ini berbanding lurus dengan beban berat yang harus dipikul pelatih kepala Vladimir Vujovic.
Tagar #vladoout bahkan sempat menghiasi lini massa media sosial pasca-hasil imbang tanpa gol lawan Timnas U-23 Indonesia, tempo hari.
Manajer PSIM Yogyakarta, Effendi Syahputra, berujar, sejak awal pihaknya memang mematok target promosi menuju Liga 1.
Akan tetapi, pada tahap permulaan ini, misi, sekaligus fokus utama yang diusung adalah, terlebih dahulu lolos ke babak delapan besar.
• Agenda PSIM Yogyakarta : Ziarah ke Makam Raja-raja Mataram hingga Rencana Launching Tim
Pasalnya, Effendy pun menyadari untuk merealisasikannya, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Tim bertabur bintang, kami menyikapinya karena mungkin pemain yang bergabung adalah pemain top. Tapi kami harus mawas diri karena menjadi tim yang diperhitungkan. Beban mental ada pada kami sebenarnya. Jangan pernah berpikir itu, karena lawan akan menganggap melawan PSIM adalah final. Setidaknya pemain jangan terbebani," kata Effendi.
Apalagi, PSIM harus melakoni lawatan berat menuju Kalimantan di pembuka kompetisi. Yakni, away ke markas Persiba Balikpapan dan Mitra Kukar.
"Target di Kalimantan bisa bawa pulang poin. Semoga saja bisa ya, karena putaran pertama kami home hanya empat kali. Ada plus minusnya sih, karena putaran dua otomatis jadi lebih banyak home," kata eks CEO Bogor FC tersebut.
Lebih lanjut, Effendi menilai peta persaingan Grup Timur terbilang sangat menarik, lantaran dihuni klub-klub dengan kualitas dan materi cukup merata.
Praktis, ia sama sekali tidak melihat satu tim yang benar-benar layak diunggulkan.
• Ikuti Jejak PSIM Yogyakarta, Mitra Kukar Rekrut Pelatih Asing