Hari Ini 21 Tahun Lalu, Soeharto Lengser dan Ditinggalkan Oleh Orang-orang Kepercayaannya

Hari ini tepat 21 tahun lalu, setelah 32 tahun berkuasa, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia

Editor: Mona Kriesdinar
Wikimedia/Creative Commons
Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Hari Ini 21 Tahun Lalu, Soeharto Lengser dan Ditinggalkan Oleh Orang-orang Kepercayaannya

TRIBUNJOGJA.com - Hari ini tepat 21 tahun lalu, setelah 32 tahun berkuasa, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998.

Ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia.

Di mana masyarakat Indonesia menyebutkan era Reformasi dan lengsernya kekuasaan rezim Orde Baru.

Mundurnya Soeharto pun terhitung sejak dia mendapat "mandat" Surat Perintah 11 Maret 1966.

Cerita Menegangkan Ketika Soeharto Lewati Lembah Para Sniper

Sekilas Kisah di Balik Misteri dan Kontroversi Supersemar, Mandat Soekarno pada Soeharto

Cerita Juru Masak Istana Era Pak Harto dan Meninggalnya Ibu Tien Soeharto

Setelah bercokol selama lebih dari tiga dekade, Soeharto pun dengan tanpa diduga-duga oleh para menteri memilih mengunduran diri pada 21 Mei 1998.

Konon para spiritualis Jawa yang meyakini kepercayaan Kejawen percaya bahwa wahyu keprabon telah meninggalkan Soeharto.

Yakni sejak kepergian Ibu Tien, dua tahun sebelumnya pada April 1996.

Bagi penganut Kejawen hal itu meredupkan aura kekuasaan Soeharto.

Bahkan, saat tampil di muka umum, dia tampak renta, tanpa cahaya, sesekali matanya menerawang jauh.

Kekuasaan yang selama ini kokoh didudukinya pun melahirkan gundukan kebencian rakyat yang tak lagi merasa diayomi.

Sebuah kekeliruan juga, para petinggi Golkar berhasil membuainya, membutakan mata Soeharto.

Hingga dia melakukan langkah fatal, bersedia dipilih lagi menjadi presiden keenam kali (1997).

Padahal, alm. Dr. Roeslan Abdulgani, seperti yang diceritakan pada Sulastomo, pernah diminta Ibu Tien untuk membujuk Soeharto agar menolak jika dicalonkan lagi jadi presiden.

Krisis kepemimpinan pada Mei 1998 berdampak terhadap internal kabinet.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved