Singapura Karantina 23 Orang, Terkait Penyakit Langka ‘Cacar Monyet’
Penularan terjadi jika manusia melakukan kontak terlalu dekat dengan hewan yang terinfeksi, misalnya hewan-hewan pengerat.
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Singapura mengonfirmasi kasus pertama penyakit cacar monyet atau monkeypox di negeri kota itu.
Pemerintah memastikan penyakit langka ini dibawa seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang tiba di Singapura pada 28 April lalu.
Saat menjalani tes kesehatan, warga Nigeria itu dinyatakan positif terjangkit monkeypox pada Rabu (8/5/2019).
"Warga Nigeria itu kini dalam kondisi stabil dan masih dirawat di ruang isolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID)," ujar pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan virus dan ditularkan ke manusia dari hewan, terutama di wilayah tengah dan barat Afrika.
Penularan terjadi jika manusia melakukan kontak terlalu dekat dengan hewan yang terinfeksi, misalnya hewan-hewan pengerat.
"Pasien dikabarkan menghadiri pernikahan di Nigeria sebelum tiba di Singapura. Di acara itu kemungkinan dia mengonsumsi daging yang kemungkinan menjadi sumber penularan penyakit ini," kata MOH.
Sementara itu, penularan penyakit antarmanusia bisa saja terjadi jika muncul kontak dengan sekresi saluran pernapasan, terkena luka dari tubuh orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.
Gejala penyakit ini termasuk demam, nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit.
Penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, seperti pneumonia dan di beberapa kasus mengakibatkan kematian.
MOH menyebut, warga Nigeria itu sebelum dirawat di rumah sakit tinggal di sebuah hotel. Dia juga sempat menghadiri sebuah workshop di sebuah lokasi pada 29-30 April lalu.
Baru pada 30 April, pria ini mengalami demam, nyeri otot, menggigil, dan ruam di kulit. Akibatnya, pria itu hanya tinggal di kamar hotel 1-7 Mei lalu.
Kondisinya tak kunjung membaik sehingga dia kemudian dibawa ke RS Tan Tock Seng pada Rabu (7/5/2019) dan langsung mendapatkan perawatan intensif di hari yang sama.
Karantina 23 Orang
Setelah merawat pasien ini, MOH kemudian melakukan pelacakan kontak dan mengidentifikasi 23 orang yang pernah melakukan kontak dengan pria Nigeria itu. Mereka adalah 18 orang yang menghadiri workshop, satu staf di lokasi workshop, dan empat karyawan hotel.