Pendidikan
FKKMK UGM Kembangkan Program FRIENDSHIP Untuk Perkuat Kapasitas Tenaga Kesehatan
FKKMK UGM Kembangkan Program FRIENDSHIP Untuk Perkuat Kapasitas Tenaga Kesehatan
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM berkomitmen menjadi pelopor perubahan dalam merespon kemajuan cabang ilmu pendidikan kedokteran.
Salah satunya, Departemen Pendidikan Kedokteran- Kesehatan dan Bioetika FK-KMK UGM mengembangkan program Foundation for Advancement of International Medical Education and Research (FAIMER) Regional Institue of Indonesia For Educational Development and Leadership (FRIENDSHIP).
Program yang dikembangkan sejak tahun 2018 ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, baik di Indonesia maupun di negara-negara SEARAME dan jejaring regional lainnya.
Wakil dekan Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, Prof dr Gandes Retno Rahayu MMedEd Ph D mengatakan, FRIENDSHIP merupakan satu dari 11 FAIMER Regional Institute lain di seluruh dunia dan yang pertama di wilayah Asia Tenggara.
"FAIMER Center berpusat di Philadelphia, kemudian kita adopsi menjadi FRIENDSHIP. Kita ingin menjalin kolaborasi dengan banyak partner," ujarnya pada Selasa (5/3/2019).
Baca: Pantauan Aktivitas Terkini Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Berikan 4 Rekomendasi
FRIENDSHIP menjadi sarana pengembangan kualitas kesehatan dan mewujudkan peran Indonesia dalam pengembangan pendidikan tenaga kesehatan di tingkat internasional.
"Program ini mempunyai potensi besar, bisa menguatkan aspek educational leadership. Publikasi bidang kedokteran tidak hanya di UGM, tapi di Indonesia," katanya.
Lanjutnya, melalui program FRIENDSHIP ini para peserta didik mendapat kesempatan untuk mendalami project management ond evoluation, educational leadership, dan educational research.
Sementara itu, Ketua FAIMER Institute Indonesia (FRIENDSHIP) dr Mora Claramita MHPE PhD menambahkan, program FRIENDSHIP ini berupaya untuk menyehatkan bangsa melalui training kesehatan yang lebih baik.
Dengan mengikuti program FRIENDSHIP, kata Mora, para peserta akan banyak mengetahui bagaimana cara mendidik dan memberdayakan komunitas yang tujuan akhirnya menyehatkan bangsa.
"Para peserta mempunyai project atau keinginan apa untuk memberdayakan masyarakat. Mereka juga mendapatkan materi tentang kepemimpinan di bidang kesehatan, kurikulum, evaluasi program jaminan mutu, metode kesehatan, basic mengenai riset," ujarnya.
Baca: Hasil Survei Ombudsman RI, Polda DIY Paling Patuh Dalam Hal Kelengkapan Dokumen Penyidikan
Dijelaskan Mora, ada dua program 'FRIENDSHIP' yakni Program fellowship yang dilaksanakan selama dua tahun dengan model blended Learning dimana peserta dapat berasal dari praktisi, peneliti di bidang kesehatan, dan dosen di institusi pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan.
Selain itu juga ada Program FRIENDSHIP tailor-made to Master in Medical and Health Professions Education (MHPE) yang sesuai untuk peserta S2 llmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan.
"Kami mengimbau tenaga kesehatan untuk menempuh program ini karena sangat sesuai untuk pimpinan unit, institusi supaya memiliki kapasitas baik," terangnya.(tribunjogja)