Ratusan Guru Belajar Metode Menghafal Alquran Secara Gembira dan Mudah

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari serial training for trainer cara mudah menghafal Alquran.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ratusan guru mengikuti serial training for trainer Maqomat Alquran bersama ustadz Kritriono yang digagas PD Muhammadiyah Kabupaten Bantul bersama CSI di gedung penerbit Erlangga, Banguntapan, Bantul, Sabtu (2/3/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul bersama Cyber School Indonesia (CSI) menggelar Maqomat Alquran bersama ustad Kritriono di gedung Erlangga, Banguntapan, Bantul, Sabtu (02/3/2019).

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari serial training for trainer cara mudah menghafal Alquran.

Kegiatan Maqomat Alquran ini diikuti oleh 200 guru yang merupakan perwakilan dari sekolah Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Bantul.

Baca: UII Sediakan Program Beasiswa S1 Unggulan Pondok Pesantren

Tujuannya untuk mengajarkan kepada para insan pendidik itu bagaimana mencetak generasi muda yang cinta Alquran dan memanfaatkan teknologi sebagai kerangka pembelajaran.

"Kegiatan ini merupakan rangkaian panjang, karena Muhammadiyah bersama cyber school Indonesia ingin meraih hajat yang besar bagi generasi muda penerus bangsa. Supaya dihatinya, diakalnya dan ditingkahi lakunya ada Alquran," kata Ketua PDM Kabupaten Bantul Drs H Sahari, ditemui tribunjogja.com disela-sela kegiatan pembelajaran Alquran.

Sahari menjelaskan pelatihan Alquran ini merupakan program berkelanjutan. Akan dilakukan selama kurang lebih satu tahun.

Selama kurun waktu itu, para guru akan diajarkan bagaimana metode mendidik anak supaya mau belajar Alquran.

Dalam sesion yang lain, para insan pendidik itu juga diajarkan IPICT (Indonesian Pedagogical Information and Communication Technologies).

"Sehingga kerangka pembelajaran ketika anak menghafal Alquran bisa dilakukan dengan mudah dan menyenangkan," ujar Sahari.

Baca: Taiwan Tawarkan Beasiswa S1 hingga S3, Pendaftaran sampai Akhir Maret 2019

Lebih lanjut, Sahari mengatakan saat ini merupakan era dimana teknologi dan informasi berkembang begitu sangat cepat.

Anak-anak muda bahkan kelas tiga ataupun empat sekolah dasar sudah sangat mahir menggunakan handphone.

Hal itu menurut Sahari tentu perlu pengawasan dan diarahkan, supaya teknologi dan Informatika bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Handphone itu netral bisa positif dan negatif. Sebab itu Muhammadiyah dan cyber school Indonesia peduli untuk mengatasi kegalauan para guru. Supaya anak-anak menggunakan handphone secara positif sebagai media pembelajaran Alquran," terang dia.

Dukungan

Bergulir selama dua bulan, program pelatihan serial training for trainer yang digagas oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul bersama Cyber School Indonesia (CSI) diakui oleh Sahari mendapatkan banyak dukungan. Bukan hanya guru namun segenap lapisan masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved