Shamima Begum, Remaja Putri yang Kabur dari Inggris Setelah Menonton Video Propaganda ISIS
Shamima mengungkapkan dia mantap memutuskan bergabung dengan ISIS meski usianya baru 15 tahun. Tapi kini dia ingin kembali ke Inggris demi anaknya
TRIBUNJOGJA.COM - Dalam wawancara dengan BBC di kamp pengungsi al-Hawl, Shamima mengungkapkan dia mantap memutuskan bergabung dengan ISIS meski usianya baru 15 tahun.
Dilansir BBC, Senin (18/2/2019), remaja yang kini berumur 19 tahun itu mengaku terinspirasi setelah menonton dua video propaganda ISIS.Terutama video yang menunjukkan kehidupan di bawah kekuasaan ISIS yang "sangat baik".
Dia mengatakan pernah menonton video pembunuhan para sandera yang berasal dari Inggris. Namun dia tidak ingat nama korban.
Shamima melanjutkan dia memang mendengar ada orang yang memberanikan diri bergabung dengan ISIS setelah membaca kisah dia dan kedua temannya.
Tetapi, ia menampik jika bergabungnya dia saat masih berusia 15 tahun merupakan "kemenangan propaganda" ISIS, atau kisahnya mengunspirasi orang lain melakukan hal sama.
"Kami tidak ingin menjadi berita. Saya tidak menempatkan diri saya dalam situasi seperti ini. Saya tidak ingin menjadi 'gadis poster' ISIS," tegas dia dikutip news.com.au.
Koresponden BBC Quentin Sommerville yang mewawancarai Shamima menuturkan, si remaja itu berulang kali mendukung filosofi ISIS.
Sommerville berujar, dia bertanya apa pendapat Shamima tentang perbudakan, pembunuhan, serta pemerkosaan para perempuan Yazidi oleh ISIS.
"Syiah juga melakukan hal yang sama ke Irak," ujar Sommerville menirukan perkataan Shamima.
Namun kini, Shamima ingin meminta pengampunan dari rakyat Inggris.
Kehilangan dua anaknya sudah menjadi pukulan berat baginya. Karena itu, dia tidak ingin kehilangan bayi yang baru saja dilahirkannya.
"Saya tidak ingin hidup di kamp pengungsi ini selamanya. Kamp ini bukan tempat yang baik untuk membesarkan anak," tukas dia. (Ardi Priyatno Utomo)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Shamima Terinspirasi Gabung ISIS Setelah Menonton Video Sandera Dipenggal"