Kulon Progo
Tahun Ini, Pemkab Kulon Progo Garap Prasarana Umum di Kompleks Relokasi Kebonrejo dan Jangkaran
Di kompleks relokasi Janten, DPUPKP tahun ini akan mengerjakan talud tepian lahan, drainase, serta jalan lingkungan dari konblok.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum (PSU) di kompleks hunian relokasi mandiri bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Desa Kebonrejo dan Jangkaran, Kecamatan Temon bakal dikerjakan tahun ini.
Meliputi fasilitas jalan lingkungan konblok, talud, hingga drainase.
Pengerjaan ini terbilang terlambat jika dibandingkan tiga kompleks relokasi lainnya yang sudah lebih dulu dikerjakan, tak lama setelah warga mulai menempati hunian tersebut, yakni di Glagah, Palihan, dan Janten.
Hal itu lantaran pengerjaan PSU di ketiga kompleks hunian itu dilakukan oleh Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Adapun kompleks relokasi Kebonrejo dan Jangkaran akan digarap oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Baca: Lebarkan Sayap, Naavagreen Akan Buka Cabang Baru di Bintaro dan Jambi
"Satker hanya menangani yang jumlah rumahnya 50 unit ke atas. Sedangkan di Kebonrejo itu hanya 24 unit dan Jangkaran 4 unit rumah. Kami yang kerjakan," kata Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Suparno pada Tribunjogja.com, Minggu (27/1/2019).
Di kompleks relokasi Janten, DPUPKP tahun ini akan mengerjakan talud tepian lahan, drainase, serta jalan lingkungan dari konblok.
Anggaran yang disiapkan sebesar Rp200 juta.
Adapun di Kebonrejo, karena lahannya lebih luas, Pemkab Kulon Progo pada tahun ini baru bisa membuatkan jalan lingkungan senilai anggaran Rp327,5 juta.
Baca: Lebih dari Separo Desa di Kulon Progo Belum Anggarkan Dana untuk Perpustakaan Desa
Fasilitas lainnya seperti drainase, talud, dan lainnya bakal diusulkan dalam tahun anggaran 2020.
"Termasuk lampu dan saluran limbah, seperti harapan masyarakat, kita usulkan di 2020," kata Suparno.
Dukuh Kepek yang juga turut terdampak bandara dan tinggal di kompleks relokasi Glagah, Hari Subagia menuturkan, sarana prasarana utama di lingkungannya saat ini relatif sudah lengkap.
Mulai dari jalan konblok, drainase, hingga lampu jalan.
Semua itu dibangun secara bertahap oleh pemerintah.
"Sekarang sedang mengajukan pengadaan pohon perindang dan pohon buah. Karena di sini kan sangat minim pohon peneduh sehingga cenderung panas saat siang hari," kata Hari.(*)