Sleman
Di Tangan Lulusan SMK ini, Bahan Bekas Disulap Jadi Barang Bernilai Ekonomis
Di Tangan Lulusan SMK ini, Bahan Bekas Disulap Jadi Barang Bernilai Ekonomis Tinggi
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM - Usianya masih belia, namun Dalu Purwoko sudah mengelola usahanya sendiri. Bahkan produk-produk tersebut ia ciptakan sendiri.
Adalah Aufa Home Decoration, usaha yang didirikan oleh pemuda lulusan SMK ini. Produk yang ia unggulkan terutama berbagai bentuk hasil kerajinan untuk dekorasi rumah.
Menariknya, usaha yang ia rintis sejak 2018 tersebut memanfaatkan barang-barang bekas untuk produk-produknya.
"Saya ubah barang bekas tersebut menjadi produk kerajinan yang berestetika dan bernilai jual," ujar Dalu saat ditemui beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, inspirasi itu datang saat ia melihat banyak barang bekas berserakan di sekitar rumahnya. Awalnya, ia merasa sangat risih melihat barang bekas tersebut.
Baca: Berkunjung ke Pasar di Atas Awan Magelang, Pasar Tradisi Lembah Merapi Gunung Gono
Kemudian terlintas di pikirannya untuk mengolah barang-barang bekas tersebut. Sebab menurutnya, jika diolah kembali tentunya bisa menjadi produk yang menarik.
"Botol bekas misalnya, tinggal dimodifikasi dan diberi tambahan bahan-bahan lain, bisa menjadi produk menarik dan berseni," terang pria berkacamata ini.
Apa yang dilakukan oleh Dalu bukanlah tanpa dasar. Sebelumnya ia sudah memiliki pengalaman dengan produk-produk kerajinan di sebuah perusahaan aksesoris bernama Ani-ani Jewellery.
Hebatnya, di saat ia baru lulus dari SMK pada 2014, ia ditunjuk menjadi asisten pribadi dari pemilik perusahaan tersebut.
"Saya saat itu bahkan belum memiliki pengalaman sama sekali, untungnya atasan saya bersedia membimbing dengan sabar," tutur Dalu.
Lewat bimbingan atasannya tersebutlah, ia bisa mengetahui cara mendesain produk, proses pembuatannya, karakter produk, hingga teknik pemasarannya.
Baca: Telkomsel #BhayPlastik Gandeng Komunitas Pecinta Lingkungan
Ia bahkan kemudian diminta untuk menangani keikutsertaan perusahaan tersebut di pameran produk di sejumlah kota di Pulau Jawa. Lewat situlah jiwa wirausahanya mulai terasah.
Beruntungnya, atasan memberikan keleluasaan untuk berkreasi. Hal tersebut semakin mematangkan keinginannya untuk merintis usaha sendiri.
"Mulai dari situ saya sudah berkeinginan untuk membuat produk dengan gaya sendiri," kata lulusan SMK Negeri 1 Seyegan ini.