Pendidikan
Dosen UMY Teliti Penggunaan Aspal dan Karet Bekas untuk Jalan Rel Kereta Api
Penelitian penggunaan aspal dan karet bekas untuk jalan rel kereta api baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dian Setiawan melakukan penelitian mengenai penggabungan aspal dan karet bekas sebagai bantaran rel yang bisa meningkatkan kecepatan dan keamanan kereta api.
Penelitian berjudul 'Scrap Rubber and Asphalt for Ballast Layer Improvement’ berhasil menjadi Best Paper Award International Conference on Sustainable Infrastructure Engineering (ICSIE) 2018 di Kualalumpur, Malaysia.
Dian menuturkan, penelitian penggunaan aspal dan karet bekas untuk jalan rel kereta api baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Menurut dia, selama ini di Indonesia aspal digunakan hanya untuk jalan raya saja, tidak digunakan pada rel kereta api.
"Jadi ini merupakan penelitian pertama kali tentang pemanfaatan aspal dan karet bekas sebagai jalan rel," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com, Kamis (27/12/2108).
Lanjut Dian, ide ini muncul dengan upaya untuk meningkatkan kinerja rel yang mampu melayani kereta api dengan kecepatan lebih tinggi dan juga memiliki umur pelayanan yang lebih panjang.
"Muara dari penelitian ini tentunya untuk meningkatkan keselamatan jalan rel kereta api di Indonesia,” lanjutnya.
Banyak jenis karet yang tersedia, namun penelitian ini masih mengaplikasikan karet bekas dengan memanfaatkan ban dalam atau luar motor berbagai ukuran dan bentuk.
Penelitian aspal dicampur dengan karet bekas sudah diuji coba di laboratorium teknik kampus terpadu UMY dengan memanfaatkan alat-alat yang tersedia satu di antaranya alat UTM (Universal Testing Machine).
Alat tersebut dipergunakan untuk pengujian tegangan tarik dan kekuatan tekan pada bahan atau material.
Uji coba itu menghasilkan kesimpulan terkait Vertical Deformation yaitu bagaimana kekuatan material tersebut terhadap perubahan bentuk ketinggian struktur landasan rel.
Dengan adanya karet bekas itu menghasilkan lapisan Ballast yang lebih tahan lama.
Karena sifat elastis karet serta terikatnya material aspal mampu menurunkan potensi kehancuran jalan rel jika mendapat tekanan besar.
“Jalan rel itu sangat rentan terhadap kerusakan misalnya Ballast yaitu material yang mudah hancur apabila terkena hujan, erosi, dan penurunan tanah," tuturnya.