Manajemen PSIM Lebih Berhati-hati dalam Ambil Keputusan Kerjasama dengan Investor

Bukan tanpa alasan, PSIM punya pengalaman kurang menyenangkan saat bekerjasama dengan investor.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com | Suluh Pamungkas
PSIM JOGJA 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PSIM Yogyakarta berada di simpang jalan, seiring dengan semakin mengerucutnya investor, yang bakal terlibat intens dalam pengelolaan Laskar Mataram.

Namun, jajaran manajemen memastikan, akan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Bukan tanpa alasan, PSIM punya pengalaman kurang menyenangkan saat bekerjasama dengan investor.

Ya, pada 2014 silam, hubungan dengan Nirwana Persada Indonesia (NPI), berujung hukuman pengurangan 9 poin, yang diterima di awal musim Liga 2 2018.

Diketahui bersama, kerjasama yang terhenti di tengah jalan itu, membuat PSIM terpaksa menunggak gaji tiga legiun asing asal Belanda, yakni Kristian Adelmund, Lorenzo Rimkus dan Emile Linkers.

Alhasil, ketiganya lantas membawa kasus ini hingga ke ranah FIFA.

Sekretaris Umum PSIM, Jarot Sri Kastawa mengaku tidak ingin preseden buruk tersebut kembali terulang.

Karena itu, pihaknya hanya ingin menjalin kerjasama dengan investor yang benar-benar serius membawa Laskar Mataram menuju prestasi yang lebih baik.

"Saat ini sudah mengerucut ke dua nama. Tentu, kita sangat berhati-hati dalam memutuskan, investor mana, agar kejadian sebelumnya tidak terulang lagi," katanya, Kamis (22/12) malam.

Jarot memastikan, dua investor yang nantinya akan dipilih salah satu tersebut, sudah menyepakati empat syarat utama yang diajukan oleh pihaknya.

Yaitu, tetap menggunakan nama PSIM, homebase di Yogyakarta, warna jersey tetap biru, serta pembinaan usia muda. 

Pihaknya pun mengaku bisa bernafas lega, melihat kedua investor yang ada kini sudah menyetujui empat syarat utama.

Yang tak kalah melegakan, mereka pun siap mengantar PSIM menuju kasta tertinggi, sehingga tidak lagi mematok target bertahan di Liga 2 semata. 

"Sebenarnya tinggal menunggu hitam di atas putih. Keduanya sangat berimbang. Beliau-beliau ini jelas senang sepakbola, bentuk kerjasamanya juga menarik bagi PSIM," cetusnya.

"Sebenarnya, banyak investor lain yang menawarkan kerjasama. Tapi, kebanyakan keberatan dengan syarat pembinaan usia muda. Padahal, ini untuk persiapan jangka panjang," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved