Pencuri Baju Dicambuk di Depan Umum Oleh Ibunya Sendiri

Dirinya dicambuk oleh ibunya sendiri, kemudian dilanjutkan dengan hukuman cambuk oleh kepala pemerintahan desa setempat

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
CEN via Mail Online
Pencuri baju dihukum cambuk oleh ibunya sendiri 

TRIBUNJOGJA.com - Guatemala memiliki hukum adat sendiri untuk memberikan hukuman sosial terhadap para pelaku kriminal. Salah satunya yaitu menjatuhkan hukuman cambuk di depan umum yang dilakukan oleh orang terdekatnya.

Inilah yang juga terjadi pada seorang warga di wilayah pedesaan San Antonio Ilotenango, Guatemala bernama Tomasa Tzoc Tipaz (35). Perempuan ini terbukti telah mencuri beberapa potong pakaian di sebuah toko setempat.

Ia pun harus rela diberi sanksi sosial sekaligus sanksi hukuman badan di depan umum.

Dirinya dicambuk oleh ibunya sendiri, kemudian dilanjutkan dengan hukuman cambuk oleh kepala pemerintahan desa setempat. Total, ia harus menerima 15 kali cambukan.

Adapun acara pemberian hukuman ini dilakukan di tengah-tengah lapangan sepak bola. Seluruh warga diundang untuk melihat secara langsung bagaimana hukuman itu dijatuhkan.

Pelaku kemudian diminta untuk berlutut, lalu bajunya disingkap hingga menutup kepalanya dan bagian punggungnya terbuka.

Sang ibu mengayunkan ranting yang dipilin untuk dipukulkan kepada anaknya
Sang ibu mengayunkan ranting yang dipilin untuk dipukulkan kepada anaknya (CEN via Mail Online)

Sang ibu lantas mengayunkan ranting yang sudah dipilin ke bagian punggung anaknya sebanyak 5 kali. Sementara kepala pemerintahan setempat mencambuk sebanyak 10 kali.

Pelaku tak sanggup menyembunyikan rasa sakitnya selama hukuman itu berlangsung. Ia pun menangis sejadi-jadinya ketika hukuman itu selesai.

Pelaku menangis meminta maaf kepada ibunya
Pelaku menangis meminta maaf kepada ibunya (CEN via Mail Online)

Ia kemudian memeluk ibunya sambil meminta maaf.

Juan Zapet, kepala desa setempat sebagaimana dilansir Mail Online mengatakan bahwa 15 kali cambukan itu dibedakan atas tiga bagian. Lima cambukan pertama itu melambangkan hukuman dari Tuhan, lima cambukan kedua merupakan lambang hukuman dari sesama warga, sedangkan lima cambukan terakhir mewakili kerugian yang diderita oleh korban pencurian. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved