Sleman
Rupiah Terdepresiasi, Disperindag Sleman Sebut Industri Kedelai dan Logam Paling Terdampak
Lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS beberapa hari belakangan membuat sejumlah sektor industri terdampak.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS beberapa hari belakangan membuat sejumlah sektor industri terdampak.
Hal itu juga diakui oleh Kabid Urusan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman.
"Paling terasa dampaknya jelas industri kedelai, terutama tahu-tempe, serta logam. Sebab bahan bakunya masih impor," ujar Nurdiati selaku Kabid Urusan Perdagangan, Selasa (11/09/2018).
Baca: Rupiah Masih Lemah, Harga Tahu-Tempe Masih Stabil di Sleman
Sebaliknya, Nurdiati menyebutkan justru komoditas ekspor lebih terkena dampak karena nilai tukar tersebut. Menurutnya barang yang diekspor menjadi lebih murah di pasar internasional.
Sementara di sektor mebel kayu jati, Nurdiati menyebut pengusaha lebih diuntungkan dengan adanya pelemahan Rupiah.

"Sebab kontraknya dalam bentuk Dolar AS, jadi saat ditukar ke Rupiah jadi lebih besar," papar Nurdiati.
Salah satu toko mebel di Sleman, Santi Mebel, juga terpengaruh pelemahan rupiah ini. Namun pengaruhnya tidak signifikan.
Baca: Wilayah Sleman Akan Alami Pemadaman Listrik Bergilir Siang Ini
Menurut Bagian Administrasi Santi Mebel, Sri Mulyani, harga mebel kayu jati lebih dipengaruhi oleh bahan baku serta penyesuaian harga per semesternya.
"Tiap semester harga bisa naik sekitar 10-15 persen. Kenaikan tersebut memang wajar terjadi, apalagi bahan baku juga terbatas," jelas Sri Mulyani beberapa waktu lalu.(TRIBUNJOGJA.COM)