Kisah Inspiratif

Tugiyati, Petugas Kebersihan yang Sukses Menjadi Pemain Timnas Sepakbola Putri Indonesia

Kisah Petugas Kebersihan yang Sukses Menjadi Pemain Timnas Sepakbola Putri Indonesia

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Tugiyati Cindy (32) atlet sepak bola putri Indonesia untuk Asian Games 2018, asal Sleman, DIY 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM - Tugiyati Cindy (32) turut mewakili Indonesia dalam cabang olahraga Sepak Bola Putri Asian Games 2018.

Meski tidak berhasil mendapatkan medali, atlet asal Sleman ini berkesempatan untuk turut mengharumkan nama bangsa.

Namun siapa menduga perempuan berambut pendek ini sehari-harinya bekerja sebagai petugas kebersihan di GOR Klebengan, Sleman.

"Tinggalnya juga di sana, jadi udah seperti rumah sendiri," ujar Tugiyati saat ditemui Tribunjogja.com beberapa waktu lalu.

Kecintaannya terhadap sepak bola dimulai sejak ia masih kelas 5 SD. Saat itu, ia rajin diajak oleh kakak laki-lakinya untuk bermain bola.

Baca: Pelatih PSS Sleman Putar Otak Cari Pengganti Dave

Ia mengenang masa-masa di mana ia bermain hanya bermodal bola plastik di tengah sawah.

Pada waktu inilah Tugiyati mulai menunjukkan bakatnya sebagai pemain sepak bola.

Namun seiring berjalan waktu, ia justru dilarang bermain bola oleh kakaknya.

Saat itu, alasannya karena dia anak perempuan dan harusnya di dapur saja.

"Saya sempat nangis karena dilarang itu. Tapi saya tetap nekat bermain bola," ujar anak bungsu dari 9 bersaudara ini.

Saat bersekolah di tingkat SMP, wanita kelahiran 21 Juli 1985 ini ditawari untuk menjadi bagian dari timnas. Sayangnya, ia harus menolak lantaran saat itu sedang ujian sekolah.

Barulah pada tahun 2004 kesempatan itu datang kembali. Tanpa pikir panjang, Tugiyati pun langsung menerima tawaran tersebut.

"Mulai dari situ saya ikut timnas, mewakili Indonesia di SEA Games dan Piala AFF," tutur Tugiyati.

Baca: MotoGP San Marino, Marquez Tawarkan Jabat Tangan, Rossi Silangkan Tangan dan Geleng Kepala

Sebagai bagian dari timnas sepak bola perempuan, Tugiyati turut merasakan adanya diskriminasi. Apalagi sepak bola lebih dikenal sebagai olahraga maskulin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved