Pendidikan
Fakultas Teknik UGM Laporkan Hasil Assessment Situasi Lombok Pascagempa
Fakultas Teknik (FT) UGM melaporkan hasil assessment (penilaian) situasi di Lombok pascagempa, Selasa (14/08/2018).
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Fakultas Teknik (FT) UGM melaporkan hasil assessment (penilaian) situasi di Lombok pascagempa, Selasa (14/08/2018).
Laporan ini disampaikan oleh dua dosen yang tergabung dalam Tim Teknis Pemeriksa Bangunan FT UGM.
Menurut Ashar Saputra, Dosen Departemen Teknik Sipil FT UGM, kegiatan observasi dilakukan dari 6 hingga 9 Agustus 2018.
Baca: Diskusi Tentang Aksara Kuno Bareng Komunitas Medang di Kampus UGM
"Kita memantau situasi dan kondisi bangunan di sana terutama setelah gempa yang kedua pada 5 Agustus," ujar Ashar pada Tribunjogja.com.
Ashar menuturkan, fokus dari penilaian tim mereka adalah bangunan rumah sakit di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sebab Rumah Sakit merupakan bangunan paling penting dan utama dalam penanganan warga saat terjadi bencana.
Namun, saat gempa Lombok silam, warga serta tim dari rumah sakit justru memilih melanjutkan kegiatan di tenda ketimbang di dalam gedung.
Padahal menurut Ashar kondisi bangunan rumah sakit sudah dibuat tahan gempa.
"Sedangkan melakukan penanganan medis di luar rumah sakit justru rawan bagi pasien karena peralatan menjadi tidak steril," papar Ashar.
Baca: Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan AQSI Gelar Pelatihan Penyembelihan Hewan Kurban
Sementara itu, Dosen Departemen Geologi FT UGM Agung Setianto menyatakan gempa yang terjadi di Lombok merupakan efek dari subduksi atau pertemuan antara dua lempeng tektonik.
Pertemuan dua lempeng tektonik ini menyebabkan Sesar Flores yang berada di kedalaman laut sebelah utara Nusa Tenggara naik ke permukaan.
"Sesar inilah yang menyebabkan gempa di Lombok terjadi," ujar Agung.(*)