Yogyakarta
Teater FKY 30 Pentaskan The Happy Family
Teater Sakatoya mementaskan naskah berjudul ‘The Happy Family’ sebuah karya baru yang ditulis tahun 2018 dan disutradarai BM Anggana.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program teater FKY 30 tahun ini menampilkan dua kelompok teater di Yogyakarta yakni Teater Sakatoya dan Forum Aktor Yogyakarta.
Teater Sakatoya mementaskan naskah berjudul ‘The Happy Family’ sebuah karya baru yang ditulis tahun 2018 dan disutradarai BM Anggana, kemarin malam.
Panggung pementasan ini cenderung bergerak-berpindah di seputar lokasi Pasar Seni FKY 30.
Baca: Jogja Video Mapping Festival Meriahkan FKY 30
Anggana menuturkan, pentas teater yang disiapkan selama satu bulan ini berkisah tentang kehidupan pasangan Papa dan Mama yang berkeliling menjajakan Sup Krim Mimpi di tengah-tengah keramaian festival.
Sup Krim Mimpi mereka begitu lezat karena dibumbui oleh sebuah resep ‘rahasia’, yakni sesuatu yang pernah dimiliki semua orang yang tanpa disadari mungkin telah mereka kuburkan.
Di waktu yang bersamaan, keturunan mereka bernama Anak hilir mudik di ruang festival mencari definisi konsep keluarga ideal melalui orang-orang yang ditemuinya.
Papa dan Mama mengumumkan bahwa mereka akan menggelar Open Kitchen tentang cara dan resep memasak sup krim mereka secara live sehingga bisa viral dan eksis di masyarakat luas.
Terpikat eksistensi dunia maya, kepulangan Anak pun disambut tanpa adanya komunikasi.
Proses viral berjalan dan Mama berhasil menghimpun banyak komentar.
Akhirnya, resep rahasia yang paling akhir harus ditampilkan ke publik.
Baca: Paperu Hadirkan Kerja Kolaboratif Seniman Muda dalam FKY 30
"Resep rahasia itu rupanya terdapat pada si Anak. Pada titik inilah Anak memulai pemberontakannya, menghimpun argumen massa demi mengalahkan Papa dan Mama," kata Anggana pada Tribunjogja.com.
Teater yang dihadirkan Komunitas Sakatoya ini merupakan upaya untuk menafsir tema ‘Mesemeleh’ ke dalam sebuah pertunjukan Teater Partisipatoris.
Pertunjukan berusaha menyatu ke dalam suasana kemeriahan festival dan membuka ruang interaksi sepenuhnya dengan seluruh pengunjung yang ada.
Menyampaikan suatu pesan tentang disfungsi komunikasi keluarga karena efek eksistensi di dunia maya.
