CPNS 2018
Formasi CPNS 2018, Pemkab Sleman Butuh Banyak Tenaga Guru, Kesehatan dan Infrastruktur
Kabupaten Sleman mengusulkan formasi CPNS ke Kementerian PAN-RB sebanyak 1637 CPNS untuk penerimaan CPNS 2018
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pada tahun ini, Kabupaten Sleman mengusulkan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) sebanyak 1637 CPNS.
Hal tersebut diungkapkan oleh Suyono selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Sleman.
Suyono mengatakan, dari 1.637 CPNS yang diusulkan, jumlah terbanyak yakni sebanyak 1003 CPNS merupakan formasi bidang pendidikan.
Disusul dengan formasi bidang kesehatan sebanyak 295, Penguatan Reformasi Birokrasi sebanyak 289, dan formasi Infrastruktur sebanyak 50 CPNS.
"Kami sudah mengusulkan formasi sebanyak 1637 CPNS, akan tetapi sampai saat ini belum mendapatkan info," terangnya.
Menurut Suyono, setiap tahunnya ada kewajiban bagi daerah untuk mengusulkan CPNS ke Kementerian PAN-RB melalui E-formasi sistem yang dikembangkan oleh Kementerian PAN-RB.
Di tahun ini sendiri, setidaknya terdapat 500 PNS yang pensiun di lingkungan Pemkab Sleman. Sedangkan di tahun 2019, ada 600 PNS yang juga akan pensiun.
"Untuk tahun lalu, kami juga sudah mengajukan formasi ke Kementerian PAN-RB sebanyak 1638 CPNS, namun tahun kemarin tidak ada penambahan CPNS. Mudah-mudahan tahun ini dijatah," ungkapnya.
Berkaitan dengan kurangnya formasi CPNS untuk pendidik yang cukup banyak, ditahun 2017 Suyono mengungkapkan sudah menambah tenaga non PNS sebanyak 200 orang guru yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Suyono mengungkapkan, jika di tahun 2018 tidak mendapatkan jatah CPNS dan kekurangan guru semakin bertambah karena banyaknya guru yang purna, pihaknya akan mendorong Dinas Pendidikan untuk mengusulkan tenaga non PNS bidang pendidikan yang juga melalui APBD.
"Kalau tahun 2018 tidak mendapatkan jatah CPNS kami akan mendorong Dinas Pendidikan untuk mengusulkan tenaga non PNS Bidang Pendidikan melalui APBD disesuaikan dengan kemampuan APBD dan formasi yang ada," terangnya.
Sementara itu, beberapa saat lalu, Sri Wantini selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman mengatakan saat ini banyak sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman yang mengeluh karena kekurangan guru. Hal tersebut dikarenakan banyaknya guru yang sudah purna tapi belum ada formasi pengangkatan CPNS.
"Banyak yang sudah purna tapi memang belum ada formasi pengangkatan CPNS. Kita sudah coba mengajukan. Perkara nanti dapat formasi atau tidak kewenangan sudah ada di BKPP atau MENPAN-RB. Mudah-mudahan bisa menambah," terangnya.
Saat ini, untuk guru SD Wantini mengatakan kekurangannya sekitar 600 guru. Sedangkan di SMP juga cukup banyak.
Kekurangan tersebut diakibatkan banyaknya PNS yang purna namun belum ada penggantinya.
"CPNS itu untuk memenuhi kebutuhan guru, karena memang saat ini kebutuhan guru kita yang PNS sudah banyak yang purna. Sampai saat ini belum ada pengangkatan. Butuhnya untuk guru SD sekitar 600. Kalau SMP itu per mapel, jadi tidak semua mapel itu kosong, tapi ada beberapa mapel yang memang kurang. Misalnya PKN, Pendidikan Agama, Penjaskes itu gurunya kurang," katanya.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, strategis yang digunakan sekolah adalah dengan cara mengangkat tenaga honorer.
"Strategi yang dilakukan sekolah mau tidak mau ya harus mengangkat tenaga honorer untuk memenuhi itu. Kita berharap ada penambahan CPNS di tahun ini, agar kekurangan tersebut bisa diminimalisir," jelasnya. (tribunjogja.com)