Gunung Slamet

Cegah Kebakaran Lahan, Pendaki Gunung Slamet Dilarang Buat Perapian di Jalur Pendakian

Cegah Kebakaran Lahan, Pendaki Gunung Slamet Dilarang Buat Perapian di Jalur Pendakian

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/Iqbal Fahmi
Para pendaki berfoto di bawah gerbang gapura sebelum memulai pendakian Gunung Slamet via basecamp Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (16/8/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM - Memasuki musim kemarau, potensi kebakaran lahan di kawasan pegunungan semakin besar.

Sebab, vegetasi rumput dan tanaman yang ada mulai mengering dan mudah terbakar.

Mengantisipasi hal itu, pengelola pendakian Gunung Slamet via Posko Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah pun  melarang setiap pendaki membuat perapian di jalur pendakian.

Peringatan ini diberikan untuk mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi akibat ulah ceroboh para pendaki.

Koordinator Posko Pondok Pemuda Bambangan Slamet Ardianzah mengaku tidak mau kecolongan seperti pengalaman yang sudah-sudah.

Pasalnya, selain penanganan yang sulit, curah hujan yang minim, angin yang berembus juga dikhawatirkan dapat membuat api semakin mudah menyebar.

“Bahkan sampai soal puntung rokok juga sudah dilarang untuk dibuang sembarangan,” katanya saat dihubungi, Senin (9/7/2018).

Baca: Tim Penyelamat Kembali Keluarkan Empat Orang Dari Dalam Gua Tham Luang

Saat ini, lanjut Slamet, vegetasi rumput yang mendominasi lingkungan Pos 7 memasuki awal kemarau terpantau mulai mengering dan sangat rentan terbakar.

Ambil contoh 2014 silam, di gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut pernah terjadi kebakaran besar yang melahap habis vegetasi di Pos 7 dan 8.

Kepulan asap putih membumbung terlihat dari bawah dan semakin melebar saat terkena embusan angin.

“Kasus kebakaran yang terjadi diduga akibat sisa perapian yang ditinggalkan pendaki. Beruntung tidak ada korban jiwa,” bebernya.

Antisipasi lain, sambung dia, memeriksa semua perlengkapan pendaki. Termasuk logistik air juga harus dipersiapkan dari posko pendakian, tidak mengandalkan mata air.

“Setelah dinyatakan memenuhi syarat baru diizinkan untuk berangkat, dan wajib membawa pulang sampah anorganik,” ujarnya.

 Dia berharap, kondusifitas jalur Bambangan tetap terjaga tahun ini, mengingat Gunung Slamet masih menjadi destinasi para pegiat alam bebas untuk melakukan pendakian.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, di musim kemarau ini kejadian kebakaran juga berpotensi di areal hutan Perhutani wilayah Gunung Slamet Timur.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved