Citizen Reporter
Mahasiswa FAI UMS Ajak Anak-anak Melek Literasi Lewat Program One Day One Book
Rendahnya minat baca anak-anak di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru untuk diperbincangkan.
TRIBUNJOGJA.COM - Rendahnya minat baca anak-anak di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru untuk diperbincangkan.
Hasil penelitian (programme For Internasional Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 mengemukakan, bahwa presentase membaca siswa di Indonesia bertempat pada posisi 57 dari 65 negara di dunia.
Hal ini menjelaskan bahwa tingkat literasi siswa di Indonesia tergolong rendah.
Rendahnya tingkat literasi tersebut akan berdampak buruk bagi masyarakat, masyarakat Indonesia menjadi mudah terpengaruh dengan isu-isu yang beredar di masyarakat yang belum tentu kebenarannya.
Berangkat dari latar belakang tersebut, Mahasiswa FAI UMS mengajukan PKM dengan mengusung Gerakan “One Day –One Book (ODOB) Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan literasi anak dan remaja”.
Gerakan ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi, menumbuhkan rasa cinta pada buku bagi anak dan remaja desa, serta mengurangi kecanduan gadget pada remaja dan anak.
Kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Lemahbang, Desa Lemahabang, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah ini, sudah berlangsung selama dua bulan sejak dilakukannya sosialisasi pada akhir Mei 2018.
Gerakan ini mendapat sambutan baik dari kepala Desa Lemahbang, Sulamto berharap kedepannya masyarakat khususnya anak-anak dan remaja dapat mengerti dan sadar akan pentingnya pendidikan dengan adanya program ini.
“Sebenarnya desa memiliki satu perpustakaan, tapi tidak ada satupun warga yang mau singgah untuk membaca walaupun sudah disosialisasikan," kisahnya pada Tim PKM.
Program ODOB mengajak anak-anak gemar membaca sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap buku.
Anak-anak diajarkan berbagai macam metode atau cara yang menarik untuk membaca buku dan menuangkannya dalam tulisan yang akhirnya akan mereka ceritakan didepan rekan-rekannya.
Selain hal tersebut, program ini juga mengajarkan mengenai jurnalistik anak dengan membangun pondok literasi yang nantinya akan dihiasi oleh tulisan anak-anak, Sanggar Dakwah Cilik dan yang paling utama adalah mewujudkan Taman Baca yang berisi 1000 buku bacaan yang dapat diakses secara gratis.
Selain berfokus pada anak-anak program ini juga ditujukan bagi remaja desa.
Menarik perhatian remaja desa tidaklah semudah ketika mengajak bermain anak-anak.
Setiap remaja desa akan bergabung dengan organisasi Karang Taruna, dan melalui pendekatan terhadap organisasi tersebutlah salah satu cara menarik perhatian mereka.
Dengan izin ketua karang taruna, TIM PKM FAI mengajak remaja desa untuk membangun taman baca dan memberi mereka pelatihan untuk mengelola taman baca demi keberlangsungan taman baca.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini, selama kegiatannya positif. Setidaknya dapat mengurangi remaja yang suka nongkrong untuk main game online,” ungkap Tri Joko Wiyatno selaku ketua Karang Taruna Taruna Karya.
Selama dua bulan perjalanan program ini, Tim PKM mendapatkan respon yang cukup baik dari anak dan remaja di desa.