Perang Afghanistan

Dalang Percobaan Pembunuhan Malala Tewas Dihajar Rudal Drone AS

Radmanesh mengatakan, buron top yang kepalanya dihargai jutaan dolar AS itu dieliminasi lewat operasi gabungan Afghanistan-AS.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Setya Krisna Sumargo
AFP
Taliban yang digulingkan pada 2001 oleh pasukan AS, selama 12 tahun terakhir terus memerangi pemerintah Kabul yang disokong negara-negara Barat. 

Dalang Percobaan Pembunuhan Malala Tewas Dihajar Rudal Drone AS

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Emir kelompok militan Tehrik e-Taliban Pakistan (TPP), Mullah Fazlullah tewas dihajar peluru kendali yang dilepaskan drone tempur pasukan AS. Intelijen Pakistan diduga kuat membantu menandai keberadaan target penting ini.

Mullah Fazlullah inilah yang diduga kuat memberi order agar membungkam bocah perempuan Pakistan, Malala Yousafzai pada 2012. Malala ditembak di dalam angkot saat hendak pergi ke sekolah. Ia lolos dari maut, dan akhirnya menerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Peristiwa ini terjadi di kawasan suku Pakistan, dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan. Tewasnya Mulla Fazlullah dikonfirmasi juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Mohammad Radmanesh, dan dikutip Sputnik, Sabtu (16/6/2018).

Radmanesh mengatakan, buron top yang kepalanya dihargai jutaan dolar AS itu dieliminasi lewat operasi gabungan Afghanistan-AS. Turut tewas empat petinggi Tehrik e-Taliban Pakistan lain. Juru bicara pasukan AS, Letkol Martin O'Donnell membenarkan informasi ini.

Marvin Weinbaum, Direktur Timur Tengah di Institut Kajian Pakistan Afghanistan memperkirakan tewasnya Mullah Fazlullah akan menurunkan gerak kelompok teror ini. Kematian Fazlullah ia yakini mengguncang soliditas organisasi itu.

"Dengan kematian Baitullah Mehsud, Hakimullah Mehsud dan sekarang kemungkinan Fazlullah, ini pasti mengguncang," kata Weinbaum.

"Proses penggantian kepemimpinan tidak akan bisa cepat. Butuh proses panjang bagi yunior sampai ke level memimpin," lanjut Weinbaum kepada Radio Sputnik.

"Tidak ada keraguan lagi, militer Pakistan akan senang dengan perkembangan ini. Intelijen Pakistan pun saya saykin berbagi informasi tentang (Fazullah) ini," kata Weinbaum kepada pemandu diskusi John Kiriakou dan Walter Smolarek.

"Kita tahu di wilayah (Fazlullah) tidak mudah menempatkan intelijen. Jadi pasti harus ada sumber lokal intelijen di sana. Aset itu hanya dimiliki Pakistan, dan mereka lah yang bisa membantu," beber Weinbaum.(Tribunjogja.com/Sputnik/xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved