Kulonprogo
Eksekusi Pengosongan Lahan Bandara, Polisi Janji Tak Tenteng Senjata Api
Aparat kepolisian memastikan akan menempuh langkah humanis upaya eksekusi pengosongan lahan pembangunan NYIA
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Aparat kepolisian memastikan akan menempuh langkah humanis upaya eksekusi pengosongan lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon.
Tidak ada personel yang menenteng senjata api saat bertugas di lapangan nanti.
Kepala Kepolisian Resor Kulonprogo, AKBP Anggara Nasution mengatakan pihaknya selalu menekankan kepada jajarannya yang bertugas dalam pengamanan untuk bersikap humanis.
Mereka bukan dalam posisi menghadapi lawan melainkan dalam rangka tugas pengamanan yang ditugaskan kepada jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam menjaga kebijakan nasional.
"Kami tekankan kepada personel pengamanan untuk memegang prinsip cara bertindak dengan pendekatan humanis. Personel yang ditugaskan juga tidak menggunakan senjata api. Dengan niat yang tulus, kami menilai masyarakat masih bisa diajak diskusi sebagaimana yang telah dilakukan Bupati Kulonprogo," kata Anggara, Selasa (8/5/2018).
Baca: Diduga Lakukan Perusakan, Warga Temon Laporkan Sujiastono ke Polda DIY
Pada hari pelaksanaan pengosongan lahan tersebut, kata Anggara, pengamanan akan dilakukan oleh Polda DIY dan Polres Kulonprogo secara terpadu bersama unsur TNI dan pemerintah daerah.
Pun saat ini, penjagaan di portal pembatas lahan pembangunan di area Jalan Daendels semakin diperketat sebagai bagian dari langkah sterilisasi kawasan.
Portal yang semula dibuat sistem buka titup dan masih bisa dilalui kendaraan masyarakat secara leluasa kini sudah dibuat tertutup rapat.
Portal hanya diizinkan diakses oleh warga yang masih bertahan di dalam areal lahan pembangunan.
Sebuah tenda barak juga terlihat berdiri di masing-masing titik portal jalan.
Anggara menyebut, penjagaan di dua titik portal jalan itu dilakukan secara terpadu dari PT Angkasa Pura berikut PT Pembangunan Perumahan, Polri dan TNI.
Ada 22 personel gabungan yang dilibatkan dilibatkan untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Baca: Begini Skenario Pemindahan Warga Penolak Bandara
"Kami mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, adanya pihak ketiga yang memprovokasi maupun aksi pengrusakan atau tindak pidana lain. Kondisi di sana sejauh ini masih terpantau kondusif," kata Anggara.
Namun begitu, hingga saat ini belum ada kepastian jadwal eksekusi akan dilakukan.
Baik PT Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa pembangunan bandara dan pemerintah daerah maupun aparat keamanan masih belum mau menyebutkan waktunya.