Pertanian
Tanaman Cabai Diserang Hama Patek, Mudah Busuk, Petani Bantul Merugi
Tanaman cabai diserang hama patek, mudah membusuk, petani Bantul merugi.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM - Di tengah harga komoditas cabai yang terbilang cukup baik di pasaran, nyatanya tak membuat para petani tersenyum gembira.
Pasalnya, tamanan cabai yang diandalkan dapat memenuhi kebutuhan dapur, ternyata banyak yang terserang hama patek.
Penyakit ini mengakibatkan sebagian tanaman cabai petani di Bantul banyak yang mati, buahnya membusuk, mengering, dan hasilnya tak maksimal.
"Akibat hama patek, cabai banyak yang busuk, mengering. Saya nanem cabai 100 lubang, kalau nggak kena patek bisa 50 kilo sekali panen. Akibat kena patek cuma panen 10 kilo," tutur Slamet (37) petani Cabai di Kowen 2, Timbulharjo, Bantul.
Slamet mengaku akibat serangan penyakit patek, tanaman cabai tidak banyak bisa diharapkan.
Sebab, sebagian buah cabai yang seharusnya dipanen menjadi busuk, mengering dan tak laku dijual.
Serangan hama patek ini diakibatkan dari jamur gloesporium.
Jamur ini diduga muncul karena air hujan dan cuaca ekstrem.
"Hama Patek ini jenis jamur. Muncul saat tanaman cabai terkena hujan. Awalnya sehat, terus terkena hujan buahnya langsung pada busuk," jelas Slamet, sambil menunjukan buah cabai miliknya yang terkena hama.
Untuk mencegah serangan hama patek semakin meluas, berbagai antisipasi sudah ia lakukan.
Mulai dari melakukan penyemprotan pestisida secara berkala, hingga memotong dahan yang terserang hama.
Namun, tanaman cabai miliknya tak kunjung membaik. Cabai-cabai yang ada di sawah miliknya terus membusuk, mengering dan berwarna hitam.
"Kalau seperti ini terus. Petani banyak merugi," keluhnya.
Apalagi, tanah berupa sawah yang ditanami cabai oleh slamet merupakan tanah sewaan. Ia hanya buruh tani.