Pendidikan

Miliki 132 Guru Pendamping Khusus, DIY Siap Wujudkan Pendidikan Inklusif

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY hingga terus berupaya untuk dapat mewujudkan pendidikan yang inklusif.

Penulis: Rizki Halim | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Rizki Halim
Diskusi Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas DIY mengenai penerimaan peserta didik baru yang inklusif. 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY hingga terus berupaya untuk dapat mewujudkan pendidikan yang inklusif.

Menurut data Dikpora, saat ini DIY sudah memiliki Guru Pendamping Khusus (GPK) sebanyak 132 pengajar, guna mewujudkan pendidikan inklusif.

Bukan tanpa tujuan, keberadaan GPK adalah upaya yang terus dilakukan pemerintah guna mewujudkan pendidikan yang inklusif.

"Sebanyak 132 GBK tersebut sebenarnya diambil dari guru Sekolah Luar Biasa, karena saat ini untuk mewujudkan pendidikan inklusif juga dibutuhkan pengajar yang mampu membuna siswa dengan kebutuhan khusus," kata Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa Dikpora DIY, Didik Wardaya saat melakukan diskusi dengan Komite Hak Difabel DIY, Kamis (3/5/2018).

"Kita akui dan sadar betul hambatan itu ada, meski ingin mewujudkan pendidikan yang inklusif seperti yang diamanatkan dalam Pergub (Peraturan Gubernur)," imbuh Didik.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mulai tahun ini menerapkan sistem zonasi secara penuh juga dianggap dapat membantu peserta didik difabel agar bersekolah lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

Baca: Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Gelar Diskusi Penerimaan Siswa Inklusi

Selama ini dianggap beberapa siswa dengan kebutuhan khusus harus berekolah jauh dari tempat tinggalnya agar dapat bersekolah, maka dengan sustem zonasi diharapkan akses mereka terhadap pendidikan akan lebih mudah.

"PPDB sekarang sudah menyesuaikan peraturan menteri mengenai sistem zonasi, 90 persen zonasi 5 persen jalur prestasi dan 5 persen dengan alasan khusus," urainya.

Dalam hal ini, Dikpora DIY mengaku terus menjalin kerjasama dengan kabupaten dan kota guna dapat mewujudkan pendidikan inklusif.

"Kita sudah bertemu dengan kabupaten dan kota untuk visi dan misi mengenai pendidikan khusus, mewujudkan inklusif pelan tapi pasti " pungkas Didik. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved