Mandi Pakai Mi Instan Hanya untuk Popularitas atau Perawatan Tubuh? Orang Jepang Menjawabnya

Cory mengisi bak mandinya dengan air panas kemudian memasukkan satu kardus ramen ke dalamnya

TRIBUNJOGJA.COM - Mie instan adalah salah satu makanan yang laris manis di Indonesia. 

Selain harganya yang relatif murah apalagi saat tanggal tua, kita juga bisa merasakan berbagai makanan khas tiap daerah hanya dengan mie instan. 

Nah, tahukah Anda pernah terjadi trend berendam dalam mie instan? 

Pada tahun 2014, Cory Williams, seorang YouTuber, membuat video tentang dirinya yang berendam dalam bak berisi mie instan atau ramen.

Cory mengisi bak mandinya dengan air panas kemudian memasukkan satu kardus ramen ke dalamnya. 

Sama seperti saat kita akan makan mie, Cory menunggu ramen-ramen tersebut matang. 

Setelah ramen matang, Cory segera menyeburkan diri ke dalam bak dan menggosok-gosokkan badannya dengan ramen. 

Pertanyaan pun timbul, mengapa ia melakukan itu? 

Apakah ia melakukannya hanya untuk meningkatkan popularitas dan menaikkan jumlah viewers atau subscribernya? 

Meskipun belum diketahui pasti asal mulanya, melansir boredomtherapy.com, banyak artikel mengenai itu dikreditkan kepada Ichiro Furuya. 

Ichiro Furuya adalah pemilik Rumah Spa Yunessan di Hakone, Jepang, sebagai tokoh utama yang memelopori gerakan tersebut. 

Rumah spa Ichiro tidak hanya menawarkan mandi dengan kuah ramen, tetapi juga sake, dan anggur. Bahkan ada juga pemandian cokelat. 

Berendam dalam mie instan atau ramen sempat menjadi trend pada tahun 2014. | YouTube/boredomtherapy.com
Berendam dalam mie instan atau ramen sempat menjadi trend pada tahun 2014. | YouTube/boredomtherapy.com ()

Untuk menikmati mandi dengan seperti itu, pengunjung hanya membayar 3.500 Yen (Rp435 ribu) saja. 

Itu semua memiliki tujuan untuk perawatan tubuh, "Akhir-akhir ini, orang-orang sangat prihatin ingin memiliki kulit yang indah," kata Ichiro. 

"Efek kolagen, yang terkandung dalam kaldu babi kami membuat orang bisa bersenang-senang dan mengambil manfaat dari ramen mie yang sehat," tambahnya. 

Penulis Susanna Forrest kurang lebih menjawab pertanyaan itu. 

Saat melakukan penelitian untuk sebuah buku,  dia menemukan sebuah lorong Jerman pada abad ke-19 yang membuatnya meminta bantuan seorang profesor.  

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved