Menguak Rahasia Prasasti Salimar
Mungkin Kamu Belum Tahu, Inilah Nama Sejumlah Kampung di Jogja yang Tertulis di Prasasti Salimar
Sebegitu bernilai dan menariknya prasasti ini, ada pihak yang kemudian mengaitkan petunjuk di prasasti itu dengan cikal bakal berdirinya Sleman
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com, YOGYA - Lima buah prasasti berbentuk lingga semu (pseudo lingga) berbahan batu andesit ditemukan di Prambanan (Sleman), Nanggulan (Kulonprogo), Demangan dan Papringan (Sleman), puluhan tahun lalu.
Batu-batu itu merupakan patok atau tanda batas hutan Salimar.
Patok batas hutan bertulis itu rupanya menguak banyak misteri kehidupan Jawa Kuno. Karena disebut nama itu, patok batas bertulis itu disebut Prasasti Salimar.
Baca juga:
Namun keistimewaan Prasasti Salimar tak hanya sekadar itu saja.
Sebegitu bernilai dan menariknya prasasti Salimar ini, ada pihak yang kemudian mengaitkan petunjuk di prasasti itu dengan cikal bakal berdirinya Kabupaten Sleman.
"Itu penafsiran Poerbotjaroko," tukas Epigraf senior Dr Riboet Darmosutopo.
Menurut pria yang pernah mengajar di FIB UGM ini, intreptasi yang mengaitkan antara Salimar dengan Sleman ini tidaklah kuat.
Secara bunyi memang terdengar agak mirip, namun menurut Riboet itu bukan berarti ada kaitan antara Salimar dan Sleman apalagi disebut sebagai cikal bakal Sleman.
Justru menurut Riboet, ada petunjuk yang mengaitkan beberapa wilayah di Kota Yogya terkait dengan nama-nama yang disebut di prasasti itu.
"Ada nama Patahunan ditulis di prasasti itu. Sekarang masih ada nama Kampung Tahunan di selatan pabrik SGM. Masuk wilayah Umbulharjo," jelas epigraf yang meraih gelar doktor dengan disertasi tentang "Sima dan Kaitan dengan Bangunan Keagamaan Abad IX-X".
"Kemudian Desa Kandang di prasasti, sekarang ada Kampung Gendeng di sini, di Baciro," tandas Riboet sembari menunjuk kampung tempat tinggalnya. Dari nama Kandang ke Gendeng, cukup masuk akal karena seiring laju zaman memunculkan perubahan pengucapan dan penulisan.
"Dulu dalam bahasa kuno dibaca Kandang, jadi Gandang, lalu Gendeng. Ini harus dibaca dalam konteks penulisan aksara Jawa Kuno, aksara Jawa Baru, dan perubahan penulisan serta pengucapan masa modern," jelas alumnus SMA Percobaan (SMAN 9 Yogya).
Dari intrepretasi itu, maka gambaran geografi hutan Salimar sebagaimana dimaksud dalam prasasti Salimar IV tak hanya meliputi wilayah di utara jalan raya lurus dari Prambanan hingga Nanggulan. Namun juga mencakup wilayah luas di sebelah selatannya.
Karena itu baginya menjadi tidak cukup kuat mengklaim Salimar adalah cikal bakal Sleman. Bahwa hutan itu sebagian besar meliputi wilayah Sleman sekarang iya, namun tidak otomatis menunjukkan dari situlah Kabupaten Sleman bermula.