Kemacetan Semakin Parah, Pemda DIY Bakal Realisasikan LRT

Kemacetan semakin dirasakan saat memasuki masa liburan, atau long weekend, lantaran Yogyakarta menjadi satu destinasi favorit pariwisata.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Bramasto Adhy
Kendaraan bermotor memenuhi ruas Jalan KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Jumat (26/1/2018). Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang tidak sejurus dengan pelebaran jalan di Yogyakarta menyebabkan sering terjadi kemacetan lalu lintas. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ancaman kemacetan lalu lintas yang terus mengintai jalanan Yogyakarta, disikapi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dengan membangun beragam sarana transportasi umum.

Terbaru, Light Rail Transit (LRT) bakal direalisasikan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Sigit Sapto Raharjo, mengatakan bahwa LRT memang benar-benar dibutuhkan Yogyakarta, untuk mengatasi kepadatan lalu lintas.

Dengan kata lain, dibutuhkan lebih banyak opsi transportasi umum untuk masyarakat.

Berdasar data dari Dishub DIY, dalam setiap tahunnya, terdapat tambahan 140-150 ribu kendaraan bermotor, baik roda dua, maupun roda empat di Yogyakarta.

Akibatnya, kemacetan seringkali terjadi di sejumlah titik, terutama saat jam pergi dan pulang kantor, atau sekolah.

Parahnya lagi, kemacetan semakin dirasakan saat memasuki masa liburan, atau long weekend, lantaran Yogyakarta menjadi satu destinasi favorit pariwisata.

Selain itu, Yogyakarta juga menjadi jalur perlintasan menuju daerah sekitar.

"LRT ini menjadi salah satu jalan keluar dari deadlock kemacetan, yang bisa saja terjadi di Yogyakarta pada 2025. Menurut saya, ini urgent sekali, untuk mengatasi kemacetan," ujarnya, saat dijumpai di Kepatihan, Komplek Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Kamis (1/2/2018).

Merujuk dari langkah study dan analisis bisnis yang mulai dilakukan tahun ini, upaya realisasi LRT oleh Pemda DIY ini, bisa dikatakan bukan wacana belaka.

Namun, Sigit menuturkan, kalau proyek yang menelan dana sekitar Rp2,5 Triliun itu, belum akan terwujud dalam waktu dekat.

"Masih jangka panjang, butuh perencanaan matang. Tahun ini masih dalam tahap study perencanaan, bisnis plan. Tahun depan, kita bikin DED (Detail Enginering Desain). Baru kemudian kami tawarkan skema pembiayaannya. Sekarang kita belum sampai di situ," tuturnya.

Sigit menjelaskan, nantinya LRT akan menjadi penghubung wilayah Sleman-Kota Yogyakarta-Bantul-Kulonprogo, dengan titik akhir di Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Lanjutnya, jalur LRT yang akan dibangun itu, panjang totalnya mencapai 75 kilometer.

"Kita manfaatkan jalur kereta api yang sudah ada. Tapi, ada yang melayang. Di dalam study, dari Tempel ke Kota, sampai ke selatan sedikit, wilayah Bantul, akan melayang. Karena memang sudah padat, biar aktivitas warga tidak terganggu, minimalisir pembebasan lahan juga," jelasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved