Mitos Rombongan Pengantin Harus Buang Ayam di Perempatan Ini, Jika Tidak Ini Yang Terjadi
Tak diketahui pasti kapan kepercayaan untuk buang ayam itu dimulai, tetapi hingga saat ini beberapa orang masih mempercayainya.
Penulis: say | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Warga yang tinggal di daerah Bantul mungkin pernah mendengar, cerita-cerita di luar nalar soal perempatan Palbapang.
Salah satu cerita yang banyak beredar adalah tentang rombongan pengantin, yang harus membuang ayam saat melewati perempatan tersebut.
Perempatan Palbapang berada di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, menghubungkan Jalan KH Wachid Hasyim dan Jalan Samas.
Bila ingin ke Bantul kota, pengendara dari arah Srandakan, Bakulan ataupun yang dari arah Samas akan melewatinya.
Tak diketahui pasti kapan kepercayaan untuk buang ayam itu dimulai, tetapi hingga saat ini beberapa orang masih mempercayainya.
Surame (47), seorang tukang becak asal Pandak yang sudah 10 tahun menunggu penumpang di Perempatan Palbapang mengatakan, sampai saat ini masih ada orang yang melakukannya.
Dalam sehari, terkadang ada dua rombongan yang membuang ayam. Namun jumlah itu tak tentu, karena bergantung juga pada banyak sedikitnya orang yang menikah.
"Sudah dari dulu. Sejak kapan saya kurang tahu. Ini tadi ada dua," kata Surame pada TribunJogja.com belum lama ini.
Melintas dari arah mana pun ujarnya, orang-orang biasanya akan membuang ayam. Ada pula yang membawa sesaji, lalu menaruhnya di tugu perempatan.
"Mitosnya bubar, ada pula yang bilang kena sial. Banyak yang yakin kalau perempatan ini bukan perempatan jalan biasa," tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Palbapang, Sukirman, membenarkan bila ada cerita demikian. Hanya saja, ia tak tahu sejak kapan dan apa penyebabnya.
Beberapa orang yang tak mau repot memilih untuk menghindari perempatan itu. Namun Sukirman sendiri sudah membuktikan benar tidaknya mitos tersebut.
Ketika mantu untuk anaknya, Sukirman dan rombongan pengantin melewati perempatan Palbapang tanpa membuang ayam. Nyatanya, si pengantin tak mendapat sial apapun.
Bahkan, kini anaknya sudah memiliki anak yang berusia sekitar tiga tahun. Mitos tersebut kata Sukirman, hanya kepercayaan yang sebenarnya tak perlu ditakutkan.
"Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Yakin sama Allah SWT karena itu hanya kepercayaan. Jangan sampai hal-hal seperti itu mengurangi keimanan kita," tegas Sukirman.