Viral Medsos

Kisah Heroik Mahasiswa Jogja Asal Papua, Gendong Pendaki Cidera di Gunung Slamet

“Waktu itu saya sedang turun dari puncak juga, tiba-tiba melihat ada dua anak sedang memeluk korban yang sepertinya terluka cukup serius,”

Editor: Mona Kriesdinar
Sabang Prayogi via kompas.com
Lambo, Pendaki Papua dari Widya Mataram Pecinta Alam (Wimapala), Yogyakarta yang menggendong seorang pendaki yang terjatuh di Bawah Puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah, Jumat (30/6/2017) 

TRIBUNJOGJA.com, PURBALINGGA - Aksi heroik ditunjukkan oleh Lambo, pendaki dari Widya Mataram Pecinta Alam (Wimapala), Yogyakarta. Pemuda asal Papua ini dengan perkasanya menggendong seorang pendaki yang cedera dari bawah puncak Gunung Slamet hingga ke Pos 1.

Kisah yang sempat viral di media sosial itu diunggah oleh akun Instagram @sabangprayogi pada Sabtu (1/7/2017).

Ketika dikonfirmasi, Sabang yang merupakan pendaki asal Sleman, Yogyakarta, ini menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat (30/6/2017).

Saat itu, sekitar pukul 10.30 WIB, Sabang yang tengah mendaki bersama tiga rekannya mendapati ada seorang pendaki seumuran siswa SMP asal Pemalang yang terpeleset di Batu Merah, sekitaran batas vegetasi Pos 9 Gunung Slamet, Jawa Tengah.

Pendaki cilik itu mengalami cedera parah di kaki kiri hingga tak dapat berjalan sama sekali. Selain cedera di kaki, mata kanan dan dahi korban juga mengalami luka terbuka. Bahkan, kata Sabang, hidung korban juga sempat mengeluarkan darah.

Baca:

Inilah Kondisi dan Proses Evakuasi Pendaki Hilang di Merbabu yang Berada di Jurang

11 Pendaki Gunung Prau Tersambar Petir saat Asyik Main Ponsel

Pendaki yang Tersambar Petir di Gunung Slamet Sempat Terkapar Belasan Jam Sebelum Dievakuasi

“Waktu itu saya sedang turun dari puncak juga, tiba-tiba melihat ada dua anak sedang memeluk korban yang sepertinya terluka cukup serius,” katanya ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (5/7/2017).

Selang beberapa saat, datang rombongan sekitar lima orang dari Widya Mataram Pecinta Alam (Wimapala). Tanpa pikir panjang, seorang anggota Mapala yang baru-baru ini diketahui bernama Lambo ini langsung berinisiatif untuk menggendong korban di punggungnya.

“Mereka bikin keputusan agar (korban) digendong saja, karena posisinya memang di bawah puncak, jadi sulit untuk membuat tandu,” ujarnya.

Tanpa mengeluh, Lambo terus turun menyusuri jalan setapak Gunung Terbesar di Pulau Jawa ini. Korban diikat kencang di belakang pundaknya hingga sampai di Pos 1 sekitar pukul 21.00 WIB.

“Sampai di Pos 1 baru ada petugas SAR yang datang untuk mengevakuasi korban menggunakan tandu,” katanya.

Melihat aksi heroik tersebut, sosok Lambo pun menuai banjir pujian di media sosial. Seorang akun bernama @gadisaries67 berkomentar, "salut luar biasa rasa persaudaraannya walau beda suku, papua love you".

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved