Delapan Wisatawan Pantai Parangtritis Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur Beracun

Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis meminta wisatawan untuk mewaspadai ubur-ubur beracun di sekitar pantai.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ikrob Didik Irawan
Dok
Bentuk ubur-ubur yang terdampar di Pantai Parangtritis 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis meminta wisatawan untuk mewaspadai ubur-ubur beracun di sekitar pantai.

Pasalnya, sudah ada delapan wisatawan yang terkena sengatan binatang tersebut dan membuat sesak nafas.

Komandan SAR Pantai Parangtritis, Ali Sutanto menjelaskan, ada tiga orang tersengat ubur-ubur, Senin (22/8/2016) siang.

Sementara, lima wisatawan juga tersengat ubur-ubur pada hari Minggu (21/8/2016).

"Kebanyakan korbannya adalah anak-anak," jelasnya.

Menurut Ali Sutanto menjelaskan, saat bermain atau mandi di pantai, wisatawan mengerang kesakitan akibat tersengat hewan yang menyerupai gelembung udara berwana putih kebiru-biruan tersebut.

Dia menyebutkan, ubur-ubur beracun ini mulai menyebar ke pantai tersebut. Hewan ini terbawa ombak dan akhirnya berada di pinggiran pantai.

Adapun, ubur-ubur ini memang tumbuh cepat pada bulan-bulan seperti ini karena hawa dingin dan angin kencang.

Bagian yang patut diwaspadai adalah lendir dari ubur-ubur beracun jika terkena kulit.

Korban yang tersengat ubur-ubur biasanya mengalami sesak nafas akibat menahan sakit.

"Saat kulit tersengat ubur-ubur akan terasa gatal, panas dan sangat nyeri terutama di bagian perut dan juga ketiak,"paparnya.

Pihaknya pun telah melakukan antisipasi dengan imbauan agar wisatawan tidak bermain-main dengan ubur-ubur ini.

Selain menyiagakan personel, tim SAR juga telah menyiapkan obat hingga tabung oksigen untuk pertolongan pertama kepada wisatawan yang tersengat ubur-ubur.

Ancaman ubur-ubur ini jangan diremehkan. Ratusan wisatawan bisa menjadi korban saat ramai tingkat kunjungan ke pantai.

Sementara, masih sedikitnya wisatawan yang tersengat ubur-ubur, tak lepas dari sedikitnya wisatawan yang berlibur mengingat belum memasuki musim liburan.

"Ancaman ini kurang lebih satu bulan. Karena biasanya ubur-ubur hilang memasuki akhir bulan September," tandasnya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved