Embung Langensari Bisa Dipakai Tempat Rekreasi

Pembangunan embung Langensari rencananya akan dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sekitaran embung

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ikrob Didik Irawan
tribunjogjagrafis
Grafis Embung Langensari, Klitren, Gondomanan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pembangunan embung Langensari rencananya akan dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sekitaran embung.

RTH ini dibuat selain untuk keperluan konservasi, namun juga berfungsi sebagai ruang rekreasi untuk masyarakat.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY, Mansur, menuturkan, RTH yang akan dibangun akan diberikan fasilitas-fasilitas pendukung seperti bangku taman, lampu penerangan, tempat sampah, jogging track, pohon perdu, dan gedung edukasi.

Ia menambahkan, konsep yang akan dipakai untuk pembangunan RTH adalah green concept yang menggunakan material yang ramah lingkungan.

"Kita akan menerapkan green concept, dengan menggunakan material ramah lingkungan untuk gedung edukasi, lampu efisien hemat energi, tempat sampah," ujar Mansur.

Lintasan lari (jogging track) rencananya juga akan dibangun di seputaran RTH, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai wahana olahraga untuk masyarakat.

Sedangkan gedung edukasi akan diisi dengan media pembelajaran mengenai pengelolaan air di embung.

Direktur Walhi Yogyakarta, Halik, menuturkan, embung langensari merupakan bagian dari konservasi air di wilayah Kota Yogya.

Embung dapat berfungsi menjaga suplai air tanah dangkal di wilayah kota.

"Kalau embung posisinya untuk menjaga, suplai air tanah dangkal yang selama ini diwilayah kota yogya," ujar Halik, Senin (13/7).

Selain itu RTH yang dibangun di sekitar embung dapat menjadi tambahan daerah resapan air di kota Yogya, sehingga mengurangi resiko terjadinya banjir di wilayah kota.

Debit air dapat dikendalikan melalui embung, sehingga aliran kali dapat stabil.

Halik menghimbau kualitas air embung supaya diperhatikan, karena sumber air embung didapat dari kali Belik. Sedangkan menurutnya, kualitas kali Belik masih sangat buruk.

Ia menuturkan masih banyak masyarakat ataupun unit usaha yang membuang limbahnya ke Kali Belik, menyebabkan air menjadi tercemar phospat dalam jumlah yang tinggi.

"Limbah rumah tangga kan biasanya sabun, sehingga pospat di air bisa menjadi lebih tinggi. Dikhawatirkan, terjadi ledakan populasi eceng gondok di embung. Selain itu karena air nya tidak diolah terlebih dahulu sebelum masuk embung, bisa jadi menimbulkan bau yang tidak sedap," ujar Halik. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
Embung
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved