Tuduhan Malpraktik Dibantah Dokter Aditiyono

Dokter Aditiyono SpOG, dokter terlapor dugaan malpraktik di klinik Mitra Ibu, Purwokerto Selatan membantah telah keliru melakukan tindakan medis

Editor: Joko Widiyarso
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hanan Wiyoko

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOKERTO - Dokter Aditiyono SpOG, dokter terlapor dugaan malpraktik di klinik Mitra Ibu, Purwokerto Selatan membantah telah keliru melakukan tindakan medis dalam operasi caesar pasien Suparmi (27) hingga mengakibatkan meninggal dunia. Menurutnya, tindakan medis yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur termasuk merujuk ke rumah sakit yang tepat untuk menangani persalinan caesar tersebut.

"Pasien Suparmi mengalami pre-eklamsia berat sehingga harus dicaesar," kata Dokter Adit kepada wartawan di klinik Mitra Ibu, Kamis (7/3/2013) siang.

Kata dia, Suparmi datang ke klinik Mitra Ibu dengan diantar suami, Sarno (30), warga Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacap pada Minggu (10/2/2013) sekitar pukul 23.30 WIB. Melalui laporan bidan jaga, Dokter Adit mengetahui pasien datang dengan keluhan keluar air ketuban dari jalan lahir dan belum ada tanda-tanda melahirkan. Selain itu, setelah diukur tensi (tekanan darah) pasien diketahui tinggi yakni 179/79.

"Saya perintahkan kepada bidan melakukan stabilisasi untuk menghindari risiko kematian ibu atau janin," kata Dokter Adit didampingi pengacara klinik, Indardjo Hastha S.

Malam itu, tindakan yang diberikan adalah pemberian obat magnesium sulfat, obat antihipertensi dan pengawasan.

Pada Senin (11/2/2013) sekitar pukul 05.00 WIB, tekanan darah pasien kembali diukur dan diketahui turun menjadi 136/84. Kemudian pada pukul 07.00 WIB, Dokter Adit datang untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) dengan hasil posisi janin normal.

"Hingga pukul 10.00, tak ada tanda-tanda melahirkan sehingga diputuskan melakukan operasi caesar. Karena disini tak memungkinkan, kami lakukan operasi pukul 11.00 di RS Aghisna. Sekitar pukul 11.30, bayi perempuan lahir," kata Dokter Adit.

Pascakelahiran, tensi pasien masih tetap tinggi yakni 150/90. Kemudian dirujuk kembali ke Klinik Mitra Ibu. Pukul 13.15 IWB, terjadi pendarahan hebat.

"Darah keluar sekitar 750 cc dari jalan lahir. Saya telepon bidan untuk segera cepat melakukan infus menjaga agar kadar Hb tak turun. Namun kondisi pasien drop dengan Hb di angka 6. Saya meminta kepada suaminya untuk membeli kantung darah," kata Dokter Adit.

Ia meneruskan, dirinya kemudian datang kembali ke klinik Mitra Ibu sekitar pukul 13.30 WIB untuk melakukan resutasi. Waktu itu ia berkeputusan untuk segera melakukan operasi pengangkatan rahim di RS Margono Soekarjo. Namun nyawa pasien tak tertolong di kamar operasi RS Margono.

"Saya yang menangani pasien termasuk operasi di RS Aghisna. Saya sudah sesuai prosedur," katanya membantah dugaan malpraktik. Ia juga menyebutkan, pasien sudah pernah dua kali keguguran.

Seperti diberitakan, kasus dugaan malpraktik dilaporkan keluarga korban ke Polres Banyumas pada Kamis (7/3/2013) sekitar pukul 10.00 IWB. Pengaduan disampaikan pengacara keluarga pasien, Djoko Susanto di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian. Suami korban, Sarno, meminta agar kasus tersebut diusut tuntas. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved