Duh Mag Kambuh! Coba Terapi Puasa

Mag atau gastritis kerap mengganggu. Terapi puasa bisa Anda coba. Mengapa? Yuk simak penjelasannya.

Editor: Joko Widiyarso
zoom-inlihat foto Duh Mag Kambuh! Coba Terapi Puasa
NET
Ilustrasi
TRIBUNJOGJA.COM - Mag atau gastritis kerap mengganggu. Sakit lambung yang merepotkan ini tak jarang membuat kita pusing bagaimana bisa terlepas. Terapi puasa bisa Anda coba. Mengapa? Yuk simak penjelasannya.

Menurut Ahmad Yani SKM, Ahli Gizi dari RS Ansyari Saleh, Banjarmasin, puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Sebab makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan seseorang.

Bagi penderita penyakit mag, puasa juga sangat baik untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Jadi tidak ada pantangan bagi penderita penyakit mag jika ingin melakukan puasa sebagai salah satu terapi.

"Bahkan penderita mag akut sangat baik berpuasa. Berpuasa itu mengurangi aktivitas metabolisme tubuh sehingga dapat mengistirahatkan kerja organ tubuh dan kembali meremajakan sel," terang Ahmad Yani.

Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis dan lain-lain.

Ini terkait dengan metabolisme energi yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.

Dijelaskan, manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar.

Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Karena itu orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan.

"Penting bagi penderita mag adalah saat sahur mengonsumsi makanan yang lembut macam bubur dengan porsi yang sesuai. Jika disertai dengan konsumsi makanan sehat saat sahur dan berbuka, manfaat puasa akan lebih maksimal," terang Ahmad Yani.

Saat puasa, tubuh kita juga melakukan proses detoks alami, yaitu menetralisir racun dalam tubuh. Ketika lambung kosong, proses penyerapan nutrisi makanan akan lebih sempurna sehingga tubuh tidak menyimpan sisa makanan yang membusuk yang tidak diperlukan oleh tubuh.

Puasa juga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh karena pada saat puasa terjadi peningkatan jumlah sel darah putih. Sel darah putih merupakan unsur utama dalam sistem pertahanan tubuh sehingga membuat tubuh kita kuat atas serangan penyakit.

Saat puasa, konsumsi makanan yang mengandung lemak, gula, dan kolesterol tinggi akan berkurang. Hal ini membantu menurunkan tekanan darah tinggi, kadar gula dalam darah dan kolesterol. Manfaat ini akan terasa lebih optimal jika disertai makan makanan sehat pada saat sahur dan buka puasa.

Bagaimana jika ada yang melakukan puasa menjadi bagian dari diet? Ahmad Yani mengatakan diet itu bukan berarti tidak makan dan minum. Sebaliknya diet artinya mengurangi makanan yang dikonsumsi. Jadi frekuensi makan dan ngemil yang berkurang akan membat berat badan kita akan turun meskipun tidak signifikan. Hal ini juga harus disertai dengan konsumsi makanan rendah gula dan kalori, serta sayur dan buah.

"Diet itu banyak macamnya, ada diet untuk penyakit, diet untuk menurunkan berat badan, diet untuk menaikkan berat badan dan sebagainya. Pada prinsipnya, diet bukan tidak makan dan minum tapi mengurangi asupan kalori, jika biasanya makan dua piring, jadi satu piring. Sarapan semula nasi diubah sarapan roti. Dalam sehari kita mengonsumsi 3000 kalori, dikurangi jadi 2000 kalori. Itu semua juga harus melalui konsultasi dengan ahli gizi," saran Ahmad Yani. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved